Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali menyatakan kesiapannya untuk menyambut para kolega mereka dari Bank Dunia dan IMF dalam acar Annual Meeting IMF-World Bank 2018.
Menurutnya, dengan ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah dari helatan itu sebagai bentuk kepercayaan dunia atas reputasi dan stabilitas ekonomi, politik, keamanan serta kemajuan pembangunan Indonesia.
Pemerintah pun dalam memberikan sambutan para kolega itu menganggarkan hampir Rp1 triliun. Angka ini dianggap cukup tinggi untuk menjamu para petinggi koleganya Sri Mulyani itu.
Pemerintah serius menggelar acara ini dengan membentuk panitia dimana Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan ditunjuk sebagai ketua pertemuan IMF-WB. Dalam pelaksanaannya, Luhut dibantu oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo.
“Rangkaian kegiatan tersebut adalah untuk mengoptimalkan manfaat pertemuan tersebut. Itu menguntungkan bagi Indonesia,” ujar Sri Mulyani di Jakarta, Senin (30/10).
Hal ini pun, diklaim dia, akan menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia layak dan siap untuk menjadi tuan rumah Annual Meetings IMF-World Bank 2018.
Apalagi, kata dia, Indonesia saat ini telah menjadi middle-income country. Oleh karena itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengkla agar momentum tersebut dimanfaatkan sebagai peluang emas Indonesia untuk unjuk gigi di kancah internasional.
“Pelaksanaan Annual Meeting 2018 adalah momentum bagi kita untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa kondisi perekonomian Indonesia stabil dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi global,” klaim dia.
Seri Mulyani melanjutkan, untuk mempersiapkan pertemuan yang akan dihadiri oleh 15.000 peserta dari 189 negara ini, Indonesia telah menyiapkan serangkaian kegiatan bertajuk Voyage to Indonesia.
Sekadar informasi, Indonesia telah terpilih menjadi tuan rumah Annual Meetings IMF-World Bank 2018 di Bali. Pelaksanannya sendiri akan berlangsung pada 12-14 Oktober 2018 mendatang di Nusa Dua, Bali.
Busthomi
Artikel ini ditulis oleh:
Editor: Arbie Marwan
