Jakarta, Aktual.com – Sebagaimana yang dipahami bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT) mengutus para nabi untuk menjadi tuntunan dan mengenalkan umat pada sang pencipta. Karenanya terdapat proses pengajaran yang tidak lain telah disertakan melalui wahyu.
Demikian Allah memilih manusia mulia Muhammad Sallallahu Alaihi Wassallam sebagai pembawa risalah yang menyampaikan wahyu dari Allah berupa Alquran dan menjabarkannya dengan Al Hadits.
“Dalam penyampaian nash Alquran dan Hadist diperlakukan tazkiyah (pembersihan jiwa) agar ilmu menjadi bermanfaat,” kata Syekh Yusri Rusydi di Zawiyah Arraudhah Jakarta, ditulis Jumat (12/1).
Lebih lanjut Syekh menjelaskan; ilmu yang bermanfaat akan melahirkan sifat terpuji, yang mana dengan jiwa yang suci akan membuat seseorang mampu untuk husnuzon (baik sangka) kepada kaum muslimin dan tawaduk.
“Tazkiyah menjadikan sifat terpuji dan saling tolong menolong, pada akhirnya ilmu yang bermanfaat mencerminkan kasih sayang dan kebaikan,” kata dia.
Sebaliknya tanpa tazkiyah, manusia cenderung memiliki rasa suudzon (buruk sangka) dan angkuh kepada sesama hingga membuat dirinya terpedaya dalam menjalani kehidupan.
“Apabila tanpa tazkiyah, maka ilmu itu akan menampakkan wujud berupa kedzoliman dan kegelapan,” imbuhnya.
Adapun yang dimaksud tazkiyah oleh tokoh Thoriqoti Syadziliyah itu adalah mempelajari ilmu dengan tasawwuf. Sehingga untuk memahami nash Alquran dan Hadist diperlukan metode tasawwuf.
Pewarta : Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Editor: Bawaan Situs