Ekonom senior yang juga mantan Menteri Kemaritiman Rizal Ramli (tengah) bersama Kelompok Tani Sahabat melakukan panen raya di Kampung Penggalang, Ciruas, Serang, Banten, Selasa (13/2). Rizal Ramli bersama petani setempat mendesak pemerintah agar menghentikan impor beras agar tidak menjatuhkan harga gabah dalam negeri karena masa panen raya sudah mulai. Jika irigasi persawahan dapat ditata dengan baik, maka Indonesia bisa memanen padi sebanyak tiga kali dalam setahun. Karena memiliki sinar matahari dan sumber air yang berlimpah. AKTUAL/HO

Jakarta, Aktual.com – Kompetisi di antara sesama partai politik penantang Joko Widodo terkait pendamping Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019 semakin kentara.

Kecuali PAN, dua partai pendukung Prabowo, yaitu PKS dan Demokrat, tampak sangat berambisi untuk meraih posisi Cawapres.

Koalisi ini memang telah mengumumkan empat nama yang berpeluang menjadi Cawapres Jokowi. Dari empat nama itu, dua di antaranya merupakan kader PKS dan Demokrat.

Namun, Wasekjen Gerindra Taufik Riyadi memiliki pandangan yang lain terkait hal ini. Menurutnya, sangat mungkin jika Prabowo memilih figur di luar empat nama itu.

Salah satu nama yang sangat mungkin dipilih adalah ekonom senior Rizal Ramli.

“Oh iya, sangat mungkin jika Rizal Ramli dipilih sebagai Cawapres karena ada tarik menarik yang kuat di antara sesama parpol koalisi,” katanya kepada Aktual di Jakarta, Jumat (3/8).

Menurut Taufik, sosok yang pernah menduduki jabatan sejumlah menteri dalam berbagai era ini memiliki kualifikasi yang mumpuni untuk mendampingi Prabowo di Pilpres tahun depan.

“Tantangan kita ke depan itu kan masalah ekonomi, jadi bisa saja dia (Rizal Ramli, red.) yang dipilih,” ujarnya.

RR, sapaan khas Rizal Ramli, memang telah mendeklarasikan diri sebagai Calon Presiden sejak beberapa waktu lalu.

Ia sempat bertemu dengan Prabowo dalam sebuah acara halal bihalal yang diselenggarakan Keluarga Yayasan Universitas Bung Karno (UBK) pada media Juni lalu.

Tidak hanya itu, Taufik juga mengungkapkan jika keduanya telah melakukan komunikasi politik yang intens dalam beberapa waktu belakangan.

“Intens kok, komunikasinya melalui banyak pihak, salah satunya Bu Rachmawati (Soekarnoputri),” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan