Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/5). Raker itu antara lain membahas mengenai akses informasi keuangan untuk kepentingan perpajakan. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/17kye/

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan asumsi pertumbuhan ekonomi 2018 sebesar 5,4-6,1 persen merupakan kombinasi antara optimisme dan kehati-hatian dari pemerintah.

“Pertumbuhan ekonomi tahun 2018 diproyeksikan sebesar 5,4-6,1 persen, mencerminkan kombinasi optimisme karena adanya potensi dan kehati-hatian karena masih ada ketidakpastian global,” ujar Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (6/6).

Pemerintah sendiri mengamini pendapat fraksi-fraksi di DPR yang menilai pertumbuhan ekonomi harus didorong lebih tinggi untuk menggerakkan sektor riil, menyerap tenaga kerja, serta meningkatkan kemakmuran rakyat, sehingga mempercepat pengurangan kemiskinan dan kesenjangan.

Oleh karena itu, strategi pemerintah sendiri yaitu melalui penguatan seluruh sumber pertumbuhan ekonomi yaitu konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor, serta belanja pemerintah yang lebih produktif dan efisien.

“Konsumsi rumah tangga dijaga untuk tumbuh 5,4 persen, melalui peningkatan kesempatan kerja, menjaga inflasi yang rendah dan dukungan belanja sosial,” katanya.

Untuk investasi, diproyeksikan tumbuh 8 persen dengan keberlanjutan belanja infrastruktur pemerintah dan peningkatan partisipasi BUMN dan swasta dalam pembangunan infrastruktur. Pemerintah akan terus mengoptimalkan sumber-sumber pembiayaan investasi di luar APBN, dan memperbaiki iklim investasi dengan penyederhanaan.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka