Pelemahan rupiah ini seiring dengan hasil Unggulnya Donald Trump dari Partai Republik dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 8 November 2017 direspon negatif oleh para pelaku pasar. Mata uang Asia sebagian besar langsung melemah begitu Donald Trump memimpin perolehan suara dibandingkan calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Minimnya sentimen positif dari domestik membuat pergerakan rupiah sepanjang pekan lalu terperosok cukup dalam, sementara sentimen global masih belum menentu.

Menurut analis pasar uang PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada laju nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) di pekan kemarin berbalik melemah, meski sempat menguat di awal pekan.

Kondisi sangat disayangkan padahal USD sendiri sedang melemah, meskipun jelang akhir pekan pergerakan USD kembali naik.

“Penilaian pelaku pasar terhadap kondisi ekonomi AS yang kemungkinan dapat terganggu dengan adanya badai Irma yang sebelumnya juga dihantam badai Harvey telah menjadi sentimen negatif di pasar,” jelas Reza di Jakarta, Minggu (17/9).

Ditambah lagi, kata dia, belum adanya kejelasan akan potensi kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Fed telah memberikan imbas negatif pada pergerakan USD.

“Sehingga rupiah juga ikut terperosok. Sepanjang pekan kemarin, nilai tukar rupiah melemah 0,29% di bawah pekan sebelumnya yang naik 1,05%,” dia menjelaskan.

Di pekan kemarin, dalam amatan Reza, laju rupiah sempat melemah ke level 13.288 atau lebih baik dari sebelumnya di 13.345. Sementara level tertinggi yang dicapai di angka 13.118 di atas level high sebelumnya di 13.200.

“Dan laju rupiah di pekan kemarin bergerak di atas target support kami di 13.355 dan resisten kami di 13.195,” kata Reza.

Meski secara mingguan pergerakan Rupiah sempat menguat, namun ssecara cepat juga Rupiah berbalik melemah jelang akhir pekan.

Sehingga aksi fluktuatif rupiah yang tinggi itu sangat mengkhawatirkan dan kemungkinan masih akan yerjadi di pekan depan. Dengan begitu rupiah pun akan terjadi pelemahan lanjutan.

“Di sisi lain, mulai berbalik menguatnya USD tampaknya akan mengurangi potensi Rupiah untuk dapat kembali menguat seiring minimnya sentimen di pekan depan,” ucap Reza.

Untuk itu, kata dia, tetap cermati dan waspadai berbagai sentimen yang dapat menghalangi potensi penguatan lanjutan pada rupiah, terutama dari imbas rilis data-data ekonomi di pekan depan. Diperkirakan laju Rupiah akan berada pada rentang support 13.292 dan resisten 13.112.

 

Laporan Busthomi

Artikel ini ditulis oleh: