Jakarta, Aktual.com – Dalam pengajian yang diadakan di masjid Al Ashraf Muqatham Kairo Mesir, Syekh Dr.Yusri Rusydi Sayyid Jabr Al Hasani mengatakan bahwa murid thariqah wajib mulazamah atau terus menerus dalam mengamalkan bacaan dzikir awradnya dan berdosa jika meninggalkannya?

Apabila seorang muslim telah melakukan baiat thoriqoh kepada seorang syekh, berarti ia sudah bernadzar atau berjanji bahwa dirinya akan selalu mengamalkan bacaan thoriqoh tersebut, sedangkan bagi setiap muslim, memenuhi nadzar hukumnya adalah wajib.

Sesuai Firman Allah SWT :

يوفون بالنذر

” orang-orang abrar/ahli surga adalah mereka yang menepati suatu nadzar/janji” [QS:Al Insan/76 ayat 7]

Menurutnya apabila ia telah berbaiat atas amalan thoriqoh dan meninggalkan bacaan wiridnya, maka ia berdosa karena telah mengingkari janji.

Allah SWT berfirman :

وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولا

“..dan penuhilah janji, karena janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya“[QS:Al Isra/17 ayat 34]

Begitu pula sebaliknya, jika ia mengamalkan wiridnya sesudah berbaiat, maka ia akan mendapatkan tujuh puluh kali lipat ganjaran pahala, mengapa? karena bacaan-bacaan wirid thoriqoh yang sejatinya adalah amalan sunnah, baginya sudah menjadi amalan yang wajib (karena berbaiat), sedangkan ganjaran pahala untuk amalan yang wajib jelas lebih besar nilainya ketimbang ganjaran pahala dari amalan-amalan yang sunnah. Oleh sebab itu, apabila murid thoriqoh tidak sempat melakukan wirid di waktu-waktu yang telah ditentukan, hendaknya ia mengqhodlo/ membayar kewajiban wiridnya itu di lain waktu.

Bagi seorang muslim hendaknya memperbanyak melaksanakan shalat istikharah sebelum melakukan muahadah atau berbaiat kepada seorang Syekh, sebab urusan baiat thariqah bukanlah hal yang remeh sehingga penting baginya mendapatkan sosok syekh yang dapat mencerahkan pikirannya, memberikan kitab/buku untuknya sebagai panduan di dalam suluk, dan apabila engkau sudah berbaiat kepada seoarang syekh maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu sudah berbaiat atau berjanji kepada Allah SWT, sebagaimana firman-nya:

إنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ

”Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka,” [QS:Al Fath/48 ayat 10]

Ketika kamu mutaba’ah atau berbaiat kepada seorang syekh dan syekh tersebut mempunyai sambungan atau sanad kepada baginda nabi Muhammad SAW, maka berarti tangan Nabi Muhammad SAW telah menempel pada tangan seorang syekh yang sedang memegang tanganmu ketika engkau berbaiat padanya sebagaimana ditegaskan dalam hadist musalsal mengenai mushafahah.

Berarti bahwa tangan Nabi Muhammad SAW telah menyalami dan berbicara dengan seorang syekh thoriqoh, sampai pada akhirnya ketika engkau menyalaminya (berbaiat padanya) berartii engkau telah mendapatkan sentuhan tangan Nabi Muhammad SAW yang terserap oleh semua tangan para masyaikh (secara turun temurun) .

Berbaiat kepada seorang syekh menjadikanmu seolah olah telah berbaiat kepada Nabi Muhammad SAW, sebab ia (syekh) merupakan pewaris kenabian.
Keberadaan orang-orang yang berperan sebagai pewaris Nabi Muhammad SAW banyak tersebar di kalangan kaum muslimin, dan jumlah mereka tidak kurang dari 124 ribu orang pada setiap masa.

Jika kamu telah berbaiat thariqah, maka pusatkanlah perhatianmu dan peliharalah amalanmu agar senantiasa langgeng! Alhamdulillah pada setiap aliran thariqah memiliki amalan wirid yang disebut sebagai awrad asasi /wirid dasar yang mudah dan ringan untuk diamalkan secara muwadzabah (terus menerus /berkesinambungan /dawam) sedangkan wirid-wirid lainnya (selain awrad asasi) menjadi amalan bacaan yang mustahab / dianjurkan untuk dibaca sesuai waktu luangmu.

Selama engkau mendawamkan wirid asasi thariqah maka selama itu pula madad (limpahan keberkahan) mengalir dari hati/ruhani para wali/masyaikh thariqoh yang telah wafat (sekalipun) ke dalam hati/ ruhanimu berkat sanad thariqah mu yang tersambung dengan mereka, dan Nur/cahaya Nabi Muhammad SAW yang terpancar pada mereka akan turut dipantulkan ke dalam hati/ruhanimu selama engkau mengamalkan dzikir dan menjaga adab dalam thariqah.

Thariqah tasawuf dapat mengistimewakan pengamalnya, disamping mendapatkan pahala atas bacaan dzikir awrad yang kamu baca, berkatnya (dzikir awrad ) juga engkau akan mengalami irtiqa / peningkatan maqam (kekhususan di sisi Allah SWT) . Adapun orang yang membaca dzikir awrad saja tanpa mengambil baiat thariqah maka ia hanya akan mendapatkan pahala atas bacaannya saja tanpa taraqqi/irtiqa (mengalami peningkatan maqamat ruhaniyah).

Dapat kamu perhatikan (sebagai cerminan) orang-orang yang dalam kurun waktu selama 50 tahun selalu mengkhatamkan Al Quran setiap Bulan dan tidak pernah luput melaksanakan shalat subuh secara berjamaah, namun tiada tampak dari mereka perubahan sama sekali , keperibadian mereka seperti itu itu juga karena mereka tidak menjalankan/mengambil sebuah thariqah dari seorang syekh (thariqah). [Deden Sajidin]

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid