Maulana Syekh Dr Yusri Rusydi Sayyid Jabr Al Hasani didampingi Khodimu Zawiyah Arraudhah KH Muhammad Danial Nafis dan jemaah melaksanakan Dzikir dan Sholawat usai acara Multaqo al-'Ilmi Wa Adz-Dzikr al Alami di Zawiyah Arraudhah, Jalan Tebet Barat, Jakarta Selatan, Kamis (11/1/2018). Hadroh Usbuiyah li Thariqati Shiddiqiyah Syadzilliyah ini dilaksanakan rutin setiap Kamis malam di Zawiyah Arraudhah. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri Hafidzahullah Ta’ala Wa ra’ah dalam pengajian kitab shahih Bukharinya menjelaskan bahwa ada dua maqam dalam istilah tashawwuf, yaitu maqam al inbisath atau maqam dalal dan maqam al futuwwah.

Maqam al inbisat adalah maqam (keadaan) dimana seorang hamba oleh sebab merasakan kedekatannya kepada Allah Swt, dan dirinya merasakan memiliki hak terhadap Sang Tuhannya, sehingga menunjukkan kemanjaannya ketika bermunajat ataupun bermukhatabat kepada Allah Swt.

Kebalikan dari maqam ini adalah dinamakan dengan maqam al futuwwah, yaitu dimana seorang hamba merasa bahwa dirinya adalah merupakan budak yang wajib taat untuk menghambakan diri kepada Dzat yang Menciptakannya, sehingga tidak memiliki hak apapun atas Tuhannya.

Syekh Yusri mencontohkan maqam al inbisat ataupun maqamad dalal ini yang ada pada Nabi Musa As, seorang Nabi yang memiliki julukan sebagai kalimullah.

Ketika tujuh puluh orang pilihan dari kaumnya meninggal secara tiba-tiba, sebagai hukuman bagi mereka karena mereka telah meminta untuk melihat Allah Swt, kemudian Nabi Musa As berkata:

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid