Jakarta, Aktual.com – Dalam khutbah pengajian yang digelar di masjid Al Asyraf Muqattom Cairo Mesir, Syekh Yusri Rusydi menjelaskan bahwa kita semua harus mempunyai perhatian yang besar dalam melaksanakan ibadah shalat sunnah.

Dengan demikian menurut Syekh, kita akan mendapatkankan dua pahala yaitu pahala shalat sunahnya itu sendiri dan pahala dawam atau menyambung dalam melakukannya.

Syekh juga menyampaikan bahwa kita baiknya untuk selalu melaksanakan sunah rawatib (shalat-shalat sunah yang menyertai shalat fardlu 5 waktu, sunah qabliyah maupun ba’diyah) dan bertekadlah untuk selalu memeliharanya agar kita mendapatkan nur/cahaya secara berkesinambungan.

Dan apabila seorang muslim tidak memelihara sunah tersebut secara dawam, maka di akherat kelak ia akan berjalan diatas Shirath jembatan penyeberangan ke surga, dengan penyinaran cahaya yang terputus-putus.

Karena itu ketika ada sahabat Nabi SAW yang melakukan shalat sunah secara terputus-putus kadang melakukan kadang meninggalkan, maka beliau SAW menegaskan bahwa shalat adalah cahaya sebagaimana sabdanya :

عَنْ أَبِى مَالِكٍ الأَشْعَرِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلأُ الْمِيزَانَ. وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلآنِ – أَوْ تَمْلأُ – مَا بَيْنَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَالصَّلاَةُ نُورٌ

Dari Abu Malik Al Haritsy bin ‘Ashim Al ‘Asy’ary RA dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Bersuci sebagian dari iman, Al Hamdulillah dapat memenuhi Mizan ( timbangan amal salih), Subhanallah dan Al Hamdulillah dapat memenuhi antara langit dan bumi, dan Shalat adalah cahaya..(HR. Muslim)

Shalat adalah sebagai cahaya dalam kehidupan manusia di dunia terlebih sebagai cahaya untuk menerangi dalam perjalan melelahkan dan membahayakan diatas shirath nanti di akhirat . definisi Shirath menurut ahli ilmu kalam adalah:

فالصِّرَاطُ: هُوَ الْجَسْرُ الْمَمْدُودُ عَلَى مَتْنِ جَهَنَّمَ، وَهُوَ الطَّرِيْقُ اّلذِي سَيَعْبُرُ عَلَيْهِ النَّاسُ

“Shirath adalah jembatan yang panjag terbentang diatas permukaan neraka jahannam, yaitu jalan yang akan dilalui manusia (menuju surga)”

Dan dalam banyak keterangan digambarkan bahwa perjalanan tersebut menempuh jarak selama tujuh puluh tahun dan sangat bergantung pada anugerah cahaya yang berasal dari amalan shalat-shalat sunah.

Syekh mengungkapkan bahwa jangan pernah mengira bahwa kematian adalah istirahatnya seseorang dari setiap hal yang melelahkan padahal justru kematian menjadi gerbang menuju perjalanan ke surga dengan segala prosesnya yang sangat terjal sesuai amal amalannya.

Tatkala orang-orang kafir dan munafik berjalan diatas jembatan shirat tersebut dengan cara tertatih-tatih dan terjerumus kedalam neraka jahannam, maka para nabi dan rasul serta para wali berikut orang-orang yang saleh digambarkan dalam Al Quran bahwa mereka berjalan dengan cahaya yang sempurna dan tidak terputus, Allah SWT berfirman:

يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”(QS: At-Tahrim/66 ayat 8).(Deden Sajidin)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid