Sebagaimana Baginda Nabi Saw bersabda:

” مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ وَمَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللَّهَ وَالتَّحَدُّثُ بِنِعْمَةِ اللَّهِ شُكْرٌ وَتَرْكُهَا كُفْرٌ”

Artinya: “Barang siapa yang tidak bersyukur terhadap nikmat yang sedikit, maka ia tidak akan (mampu) bersyukur terhadap nikmat yang besar. Barang siapa yang tidak berterima kasih kepada (sesama) manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah Swt. Dan menceritakan sebuah nikmat Allah Swt adalah merupakan bentuk mensyukurinya, dan meninggalkannya berarti telah mengingkarinya”(HR. Ahmad).

Imam Bukhari Ra meriwayatkan, bahwa para sahabat sangat senang sekali ketika datang hari Jum’at, pasalnya mereka selalu mendapatkan jamuan dari wanita tua yang tinggal berdekatan dengan masjid Baginda Nabi Saw.

Sahabiah Ra ini memberikan jamuan kepada para sahabat setelah shalat jum’at, yang berupa sayur silq (seperti sawi) yang dimasak dan dicampur dengan gandum.

Makanan yang sangat sederhana tentunya bila dibandingkan dengan zaman sekarang, akan tetapi mereka sangatlah gembira, dimana kegembiraan ini adalah sebagai bentuk bersyukur kepada Allah Ta’ala dan mereka juga hidup dengan penuh kesederhanaan.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid