Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano
Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri hafidzahullah Ta’ala wa ro’ah menjelaskan dalam pengajian Shahih Bukahrinya, bahwa Allah Ta’ala tidak akan pernah memberikan kebaikan pada amalnya orang yang berbuat kerusakan. Hal ini adalah merupakan sunnatullah (hukum Allah), sebagaimana dalam firmanNya menyebutkan:

“إِنَّ اللَّهَ لا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ”

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidaklah pernah memberikan kebaikan kepada orang-orang yang berbuat kerusakan “(QS. Yunus:81).

Dalam ayat ini disebutkan, bahwa orang-orang yang berbuat kerusakan, baik disengaja ataupun tidak karena tidak tahu, maka Allah tidak akan memberikan kemaslahatan didalamnya.

Karena dengan kebodohannya itulah, dirinya memberikan kemadharatan kepada dirinya dan orang lain. Sehingga segala sesuatu haruslah dengan ilmu, agar mendapatkan kebaikan dari Allah Ta’ala.

Telah diriwayatkan Imam Bukhari RA, bahwa baginda Nabi SAW bersabda:

“مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلاَهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا”

Artinya: “Perumpamaan orang yang mentaati terhadap aturan-aturan Allah dan orang yang melanggarnya adalah seperti sebuah kaum yang mengikuti undian untuk menaiki sebuah kapal, maka dari mereka ada yang mendapat bagian atas, dan sebagian lagi berada di bawah “(HR. Bukhari).

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid