Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano
Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri hafidzahullah Ta’ala wa ro’ah dalam pengajian kitab Bahjat Annufusnya menjelaskan bahwa sesungguhnya thasawwuf itu adalah menjaga adab pada setiap hembusan nafas. Adab seorang hamba adalah menghambakan diri kepada Allah Ta’ala dalam setiap keadaan, oleh karena seorang hamba adalah tidak memiliki hak miliki atas dirinya bersama Tuhannya.

Seorang hamba haruslah menghayati makna dari penghambaan tersebut, sehingga memahami bahwa diri dan hartanya adalah milik Sang Tuan, yaitu Allah Ta’ala.

Imam Ahmad bin Atha’illah Assakandari RA dalam Hikamnya mengatakan, bahwa:

“ ما من نسف تبديه إلا وله قدر فيك يمضيه”

Artinya: “Tidaklah nafas itu berhembus, melainkan ada takdirAllah yang berjalan dalam dirimu “. Oleh karena takdir Allah selalu ada pada seorang hamba, yang mana hikmah Allah selalumenyertainya, maka hendaklah seorang hamba selalu menjagaadabnya dalam setiap qodho dan qodarNya.

Allah Ta’ala adalah Al Basith yang berarti Dzat yang Maha Membuka Telapak Tangan, yaitu meluaskan rizki hambaNya, dan Allah juga Al Qabidh yang berarti Dzat yang Maha Menggenggam Telapak Tangan, yaitu menyempitkan rizki hambaNya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid