Teknisi melakukan pemeriksaan berkala unit Pembangkit Listrik Tenaga Panas (PLTP) Bumi Darajat, Desa Paandawas, Kecamatan Samarang, Garut, Jawa Barat, Kamis (9/2). Pada tahun 2017, PLN Distribusi Jawa Barat akan menambah akses listrik untuk 1.815 ribu desa/kampung dengan membangun 282,78 kms jaringan tegangan menengah, 319 buah gardu dan 600 kms jaringan tegangan rendah guna memenuhi target program "Jabar Caang" tahun 2018 wilayah pedesaan yang belum mendapat akses listrik dan infrastruktur. ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra/ama/17

Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo berpesan pasokan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pembangkit listrik agar diprioritaskan.

Siaran pers PT PLN (Persero) di Jakarta, Sabtu (18/3), menyebutkan pesan tersebut disampaikan saat Presiden meresmikan delapan pembangkit gas (mobile power plant/MPP) dengan total kapasitas 500 MW di Desa Jungkat, Kecamatan Siantan, Kabupaten Mempawah, Kalbar, Sabtu.

Turut hadir dalam peresmian antara lain Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Gubernur Kalbar Cornelis, dan Dirut PLN Sofyan Basir.

Kedelapan pembangkit tersebut adalah MPP Jeranjang, Lombok dengan kapasitas 2×25 MW yang telah beroperasi sejak 27 Juli 2016.

Lalu, MPP Air Anyir, Bangka 2×25 MW beroperasi 13 September 2016, Tarahan, Lampung 4×25 MW sejak 29 September 2016, dan MPP Nias 1×25 MW pada 31 Oktober 2016.

Kemudian, MPP Balai Pungut, Riau 3×25 MW mulai 13 November 2016, Suge, Belitung 1×25 MW pada 22 November 2016, Paya Pasir, Medan 3×25 MW sejak 9 Desember 2016, dan Mempawah 4×25 MW mulai 8 November 2016.

Pada peresmian tersebut, Jokowi mengatakan PLN telah menempati komitmennya menyelesaikan pembangunan MPP sesuai target.

“Saat saya kemari, saya tanyakan kapan MPP ini akan selesai, Pak Dirut PLN menjanjikan kepada saya enam bulan dan beliau berhasil buktikan hal tersebut,” katanya.

Keseluruhan pembangkit tersebut diselesaikan melalui penugasan PLN kepada anak perusahaan, Bright Batam, hanya enam bulan sejak peletakan batu pertama (groundbreaking) oleh Presiden pada semester awal 2016.

Kedelapan pembangkit MPP yang menelan biaya lebih dari Rp8 triliun itu merupakan program 35.000 MW.

“Ketersediaan listrik sangat strategis karena berdampak pada perkembangan investasi daerah dan perekonomian masyarakat,” kata Sofyan.

Pada kesempatan itu, PLN juga menyelesaikan pembangunan infrastruktur kelistrikan di Kalbar yakni PLTU Ketapang 2×10 MW, saluran udara tegangan tinggi (SUTT) berkapasitas 150 kV ruas Parit Baru-Kota Baru 44 kms, saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) 275 kV Bengkayang-Jagoibabang 162 kms, dan SUTT 150 kV Singkawang-Bengkayang 140 kms.

Selanjutnya, SUTT 150 kV Singkawang-Sambas 118 kms, gardu induk (GI) 150 kV Kota Baru 30 MVA, GI 150 kV Sambas 30 MVA, gardu induk tegangan ekstra tinggi (GITET) 275 kV Bengkayang 2×250 MVA, dan GI 150 kV Bengkayang 30 MVA.

Tambahan MPP Mempawah 100 MW itu akan meningkatkan daya mampu sistem khatulistiwa menjadi 426 MW dengan beban puncak 300 MW.

“Tambahan 100 MW itu artinya bisa memberi peluang penyambungan listrik untuk 120 ribu pelanggan baru,” kata Sofyan.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Arbie Marwan