Jakarta, Aktual.com – Tren suku bunga Bank Indonesia (BI) atau BI-7 Day Repo Rate cenderung relatif stagnan. Hari ini, BI kembali mengumumkan suku bunga BI tersebut yang masih di posisi 4,75 persen.

Namun di satu sisi, laju inflasi juga masih relatif tinggi. Sehingga hal ini membuat selisih atau spread profit investasi bisa semakin tinggi. Jika tidak, maka akan banyak dana-dana investasi kabur ke luar negeri (capital outflow). Kondisi itu tentu berisiko terhadap volatilitas nilai tukar rupiah.

“Mestinya yang utama itu, laju inflasi dapat ditekan sekecil mungkin. Karena kalau spread antara inflasi dan suku bunga semakin mengecil, maka semakin mengecil pula potensi profit di protofolio investasi kita. Ini yang akan membuat adanya risiko capital outflow,” ujar Direktur Eksekutif Indef, Enny Sri Hartati di Jakarta, Kamis (20/7).

Kondisi itu, disebutnya membuat semakin labilnya dana yang keluar keluar-masuk ke pasar dalam negeri itu. Dengan begitu, ketika banyak capital outflow akan membuat fluktuasi nilai tukar semakin tinggi. Keadaan itu, kata Enny, membuat pasar keuangan sangat labil.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka