Addis Ababa, Aktual.com – Status darurat diberlakukan oleh Ethiopia sehari setelah perdana menteri mengundurkan diri akan berlangsung selama enam bulan. Sementara itu, pihak berwenang berupaya mengatasi kerusuhan di negara dengan penduduk terpadat kedua di Afrika itu.

Kekerasan terus bermunculan di berbagai wilayah Ethiopia dan pemerintah mengeluarkan larangan bagi masyarakat untuk menggelar aksi unjuk rasa. Pemerintah juga melarang persiapan dan penyebaran selebaran-selebaran, “yang bisa menghasut dan menabur perselisihan,” kata Menteri Pertahanan Siraj Fegessa kepada para wartawan seperti yang dilansir Reuters, Minggu (18/2).

“Pemerintah telah menjalankan beberapa upaya untuk mengendalikan kekerasan, namun masih ada saja orang yang kehilangan nyawa, banyak yang kehilangan tempat tinggal dan infrastruktur ekonomi rusak,” katanya.

Perdana Menteri Hailemariam Desalegn pada Kamis (15/2) secara mengejutkan mengumumkan mundur saat ia menyampaikan pidato di televisi. Pengunduran diri seorang perdana menteri merupakan pertama kalinya yang terjadi dalam sejarah modern Eropa.

Desalegn mengatakan ia menginginkan agar reformasi berjalan dengan mulus. Satu hari kemudian, pemerintah menyatakan negara dalam keadaan darurat.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara