Mantan Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, saat diskusi Aktual Forum dengan tema Nasib Perusahaan "Plat Merah" Di Bawah Kebijakan Rini Soemarno di Jakarta, Minggu (13/5/18). Perusahaan BUMN seharusnya bisa menjadi pengerak ekonomi dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Seperti China, dulu BUMN motornya bibarengi swasta, tapi Indonesia terbalik, dengan segala kelebihan yg terjadi, BUMN kita malah jadi faktor yang memperlambat ekonomi, karena jadi alat kekuasaan dan pengelolaannya tidak profesional. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ekonom senior Rizal Ramli menyebut, Badan Usaha Milik Negara di bawah kepimpinan Rini Soemarno sebagai alat mobilisasi dana, politik dan bancakan.

Terlebih, manajemen BUMN selama pemerintahan Jokowi secara umum total aset BUMN Rp 7.200 triliun, dengan Return on Asset (ROA) 2,7 persen dan Return on Equity (ROE) 6,9 persen.

“Presiden Jokowi dengan tetap mempertahankan Rini Soemarno sebagai Menteri BUMN, dengan kinerjanya yang jeblok merupakan bagian dari masalah, bukan solusi BUMN,” ujar Rizal Ramli melalui siaran persnya, Senin (25/6).

Kasus Garuda, lanjut dia, adalah contoh dari mismanajemen dan ketidakmampuan, ketidakprofesionalan Menteri BUMN Rini Soemarno. Garuda selama tiga 3 tahun berturut-turut mengalami kerugian: berapa, tahun 2014: USD 399,3 juta, 2017: USD 213,4 juta USD , 2018,USD 256 juta (perkiraan).

Apalagi, dua minggu sebelum dirinya diangkat menjadi Menko Maritim dan Sumber Daya di kabinet Presiden Jokowi, Agustus 2015, Rizal mengatakan kepada Presiden Jokowi bahwa Garuda sudah merugi sebesar USD 399,3 juta (2014), dan akan terus merugi kalau tidak diambil langkah-langkah perombakan dan perbaikan.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara