Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Puyuono menilai tahun depan sebagai bukti Kegagalan Kinerja Ekonomi Joko Widodo – JK akan semakin nyata, terutama ditandai dengan makin menurunnya daya beli masyarakat.

“Dan alasan Joko Widodo yang mengatakan daya beli tidak turun karena berpindahnya cara transaksi pembelian masyarakat dari offline ke online sudah tidak bisa jadi alasan lagi,” ujar Arief, Sabtu (16/12).

Hal itu pun, kata Arief, sudah dibantah sendiri oleh Joko Widodo yang akan menggunakan dana desa sebesar 60 trilyun untuk mengatasi daya beli masyarakat yang makin turun.

“Ternyata pembelaan Joko Widodo yang membantah daya beli masyarakat makin menurun dieranya dan dibantah karena banyak yang melakukan cara shopping dari offline ke online makin terjawab, setelah data AC Nielsen mengatakan bahwa perlambatan pertumbuhan FMCG di tahun ini bukan semata-mata dipengaruhi langsung oleh bertumbuhnya e-commerce di Indonesia. Untuk core products FMCG e-commerce hanya mencapai kurang lebih 1% dibandingkan dengan penjualan offline secara total,” katanya.

Apalagi, lanjutnya, tahun 2018 akan menjadi tahun politik dengan disertai daya beli masyarakat yang akan semakin menurun drastis pada masyarakat kelas bawah dan menengah.

“Salah satu sebabnya adalah karena turunnya Take Home Pay (THP/Gaji total) dari masyarakat tersebut di mana di dalamnya terdapat komponen lembur, komisi, jasa, sampai pemasukan lainnya yang ternyata ada penurunan yang sangat draktis masyarakat kelas pekerja,” jelasnya.

Kedua, akibat kenaikan harga hargan produk consumer food dimana masyarakat kelas menengah-bawah ini mengalami kenaikan living cost (biaya hidup) akibat kenaikan tarif listrik, gas, BBM dan biaya transportasi.

“Dan Sampai-sampai, konsumsi mie instan, susu bubuk, kopi sampai minuman mengalami penurunan konsumsi oleh Masyarakat karena pendapatan yang menurun nilai nya akibat kenaikan harga harga,” katanya.

Sementara, tambah Arief, untuk masyarakat kelas menengah atas masih menunggu situasi di mana mereka hanya ‘wait and see’. Untuk melakukan pembelian barang barang diluar kebutuhan bahan pokok sehari hari.

“Dan tahun 2018 tahun politik sudah sangat jelas kalau nanti Joko Widodo yang punya syawat politik untuk kembali berkuasa maka tidak akan lagi lebih fokus untuk mengurusi masalah perekonomian Indonesia dan tentu saja semoga Tidak Ada krisis ekonomi tahun 2018,” pungkasnya.

Pewarta : Nailin In Saroh

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs