Jakarta, Aktual.com — Sekretaris Kabinet Pramono Anung ikut mengkritik sikap Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDDT) Marwan Jafar terkait maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Apa yang dilakukan Menteri Marwan, menurutnya sudah bukan zamannya di era sekarang.

Melalui akun twitternya @pramonoanung, Kamis (25/2), Pram, sapaannya, menekankan semestinya kalau Menteri Marwan terlambat datang ke Bandara Soekarno-Hatta mengikuti aturan yang ada. Bukan sebaliknya, meminta dilayani secara berlebihan.

“Hari gini koq masih ada pejabat yg minta dilayani berlebihan, sudah ngga jamannya. Kalau terlambat ya ditinggal saja #Garudaku,” tulis Pram sebagaimana dikutip Aktual.com, Kamis (25/2).

Rabu (24/2) kemarin, Menteri Marwan diketahui marah-marah terhadap pelayanan Garuda Indonesia. Marwan menyatakan demikian saat menjadi pembicara dalam seminar nasional ‘Peta Desa untuk Percepatan Pembangunan Desa dan Kawasan Pedesaan’ di University Club UGM, Yogyakarta (Baca: Mendes Marwan: Manajemen Garuda Indonesia Bobrok).

Awalnya, diceritakan bahwa dirinya mendapatkan jadwal penerbangan ke Yogyakarta pada pukul 08.00 Wib. Namun ia terlambat beberapa menit sehingga tidak bisa naik pesawat pada jadwal tersebut. Marwan kemudian dijadwalkan terbang sekitar pukul 10.00 Wib, akan tetapi Garuda delay sekitar 1,5 jam sehingga baru bisa terbang pukul 11.30 Wib.

“Kalau kita ketinggalan dua sampai tiga menit saja sudah ditinggal, tapi kalau delay bisa dua sampai tiga jam kita tidak dapat apa-apa,” jelas Marwan.

Mantan Ketua Fraksi PKB itu lantas mengungkapkan bagaimana selama ini Garuda dimanjakan oleh negara. Padahal, maskapai penerbangan milik BUMN itu selama ini mengalami kerugian (baca: Mendes Marwan Dinilai Tidak Dukung Profesionalisme Garuda Indonesia).

“Saya 10 tahun di Komisi V tidak ada sejarah Garuda untung, merugi terus,” kata dia.

Di sisi lain, permasalahan manajemen Garuda itu apabila terus terjadi akan mengganggu kinerja pemerintahan Jokowi-JK. Apalagi sejak awal pemerintah menekankan pentingnya bekerja cepat untuk kesejahteraan masyarakat, utamanya masyarakat pedesaan.

“Ganti Direktur Garuda Indonesia. Garudanya bobrok,” demikian Marwan.

Artikel ini ditulis oleh: