Warga memeriksa meteran listrik di Rumah Susun Bumi Cengkareng Indah, Jakarta, Sabtu (21/1). Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM menyatakan tarif listrik daya 900 VA non-subsidi akan naik per KWh sebanyak 32 persen. Kenaikan tersebut akan dilakukan bertahap dalam tiga bulan ke depan, pada bulan Januari-Maret-Mei. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyindir Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang lama membuat Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026.

“Prinsipnya sebenarnya Desember 2016 sudah selesai, Januari juga sudah. PLN ini yang agak lama parafnya, nungguin bisikan temannya,” kata Jonan di Direktorat Ketenagalistrikan, Jakarta, Senin (10/4).

Menurutnya, pengesahan RUPTL di bulan Maret ini, dinilai Jonan terlalu lama. Karena hal tersebut, tahun depan ia ingin RUPTL selesai pada akhir Januari, agar bisnis PLN cepat selesai prosesnya dan mitra-mitra PLN tidak terhambat kinerjanya.

Ia juga mengharapkan perubahan dari RUPTL tidaklah berubah secara signifikan. Informasi dari Kementerian ESDM, PLN juga diimbau untuk membuat rencana zonasi pasokan gas untuk pembangkit baru.

Sejalan dengan Pemerintah, target pembangunan infrastruktur listrik PT PLN (Perseo) dalam RUPTL ini akan mengedepankan EBT.

PT PLN juga akan mengembangkan PLTU Mulut Tambang dengan target total kapasitas adalah sebesar 7.300 MW dan 1.600 MW PLTU Mulut Tambang akan dibangun di Kalimantan. Sisanya akan dibangun di Sumatera.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka