Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara

Jakarta, Aktual.com – Sektor ritel yang biasanya melaju kencang di tahun-tahun sebelumnya, ternyata pada tahun ini, sekalipun terdapat momen puasa dan lebaran tetapi mengalami pertumbuhan yang melambat. Hal ini terjadi karena daya beli masyarakat sendiri tengah mengalami pertumbuhan yang negatif.

Untuk itu, Bank Indonesia (BI) akan terus memantau laju sektor ritel. Apalagi secara bersamaan, perkembangan kucuran kredit juga masih melambat. Oleh sebab itu,  BI berharap pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BI sendiri dapat menjaga inflasi tetap rendah. Agar daya beli juga tak semakin tergerus.

“Jadi yang tersirat itu, bahwa pengamatan BI dari data-data sektor konsumsi, jelas retail masih agak lemah. Ini juga menjadi perhatian BI,” terang Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, di Jakarta, ditulis Sabtu (22/7).

Kendati begitu, menurut Mirza, saat ini ada penguatan harga komoditas serta penguatan ekspor yang mana diharapkan, tercermin pada permintaan masyarakat.

“Tapi ternyata, faktanya untuk recovery-nya tidak seperti perkiraan semula,” kata Mirza.

Bahkan pada kuartal II-2017, yang datanya belum dirilis, dia menyebutkan, masih terjadi kondisi yang flat dibanding kuartal I-2017. Karena data-data yang ada, permintaannya masih melemah.

Ditambah lagi, kata Mirza, laju inflasi juga harus terus stabil. Meskipun perkembangan inflasi sendiri sampai saat ini (year to date/ytd) lebih rendah dari perkiraan awal tahun.

“Jadi terutama karena sangat baiknya koordinasi Pempus, BI, dan Pemda utk mengendalikan inflasi volatile foods (harga pangan bergejolak). Salah satunya pada waktu puasa,” ujar Mirza.

Untuk itu, BI juga terus mencermati pertumbuhan ekonomi yang masih melemah dan laju kredit yang juga masih agak lemah.

“Makanya, kita lihat nanti GDP di kuartal II-2017 yang akan keluar itu pada Agustus sambil melihat perkembangan eksternal juga, mudahan-mudah ada recovery,” ujar Mirza.

BI pun akan menyusun kebijakannya itu setelah ada rilis data pertumbuhan ekonomi tersebut. “Kita lihat nanti policy BI akan merespon ekonomi yang masih lemah, sudah recover tapi recovery-nya belum sesuai harapan,” kata dia.

 

Pewarta : Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs