Anggota Mapolres Bogor memperlihatkan tumpukan e-KTP saat konpers mengenai KTP elektronik tercecer di Mapolres Bogor, Cibinong, Senin (28/5). Saat ini KTP elektronik yang tercecer sebanyak satu dus dan seperempat karung itu dijadikan barang bukti oleh Kepolisian Resort Bogor. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Sekretariat Nasional Prabowo-Sandiaga, Muhammad Taufik mengatakan, ditemukannya KTP elektronik yang tercecer di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, dan jual-beli blanko KTP elektronik menimbulkan kecurigaan publik yang berpotensi kecurangan Pemilu 2019.

“Kejadian itu memicu kecurigaan publik terkait potensi kecurangan yang terjadi pada Pemilu 2019,” kata Taufik saat membuka Diskusi Publik Selasa-an Topic of the Week bertema “Pilpres 2019 Jujur dan Adil, Ilusi atau Harapan?” di Kantor Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandiaga, Menteng, Jakarta, Selasa (11/12).

Menurut dia, tema itu muncul seiringan dengan isu aktual yang terjadi beberapa hari terakhir seperti 31 juta pemilih belum masuk DPT, jual-beli blanko dan tercecernya KTP-e. “Soal 31 juta. Jangan-jangan di luar DP4. Sumber DPT itu ‘kan DP4. Belum lagi ada ceceran KTP di mana-mana. Ini menimbulkan kecurigaan. Satu tahun ada tiga peristiwa menarik. Jatuh dari truk di Bogor, dijual ‘online’, ada penggandaan (dipalsukan) di Pasar Pramuka,” kata Taufik.

Ketua DPD Gerindra DKI itu berharap tidak ada kecurangan dalam pelaksanaan pemilu serentak ini. “Enggak boleh ada sedikit pun kecurangan. Saya kira jangan (ada kecurangan), kita mesti jaga ini,” tuturnya. Wakil Direktur Data dan Info Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Nur Iman Santoso mengharapkan agar persoalan jual-beli blanko KTP elektronik dan tercecernya KTP elektronik kadaluwarsa di Duren Sawit dapat diselesaikan dengan baik oleh aparat penegak hukum.

Menurut dia, tantangan pada pemilu kali ini yang paling mendasar adalah persoalan daftar pemilih tetap (DPT) serta pengawalan secara cermat selama rekapitulasi hasil suara di masing-masing tingkatan.

“Kadang-kadang kita berpikir pemilu jujur dan adil itu saat di TPS. Tapi ternyata di TPS ada PPS, PPK, itu semua harus dipantau. Pemilu jurdil enggak akan ada apa-apanya kalau penghitungan tidak baik,” kata Iman.

Menurut dia, KPU harus jeli dengan kemungkinan masalah yang terjadi di TPS, namun pada saat ini KPU lebih dulu fokus terhadap masalah DPT. Iman pun mendesak KPU untuk segera menetapkan DPT final untuk Pileg dan Pilpres 2019. “DPT terakhir masih terdapat hal yang perlu kita antisipasi. Kami berharap cukuplah Desember ini (KPU tetapkan) DPT terakhir,” ujarnya. Politisi PKS itu meminta kepolisian untuk proaktif mengawal Pemilu 2019 khususnya di setiap TPS dan memastikan bahwa kotak suara yang ada di setiap TPS tidak berpindah tempat dan disalahgunakan “Saya minta kepolisian untuk menjaga benar tempat kotak suara. Jangan sampai berpindah. Jangan sampai dimasuki orang-orang tidak bertanggung jawab. Apalagi kotak suara pakai kardus,” tuturnya.

Selain Iman, pembicara lainnya dalam diskusi itu, yakni Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakhrulloh, peneliti LIPI Siti Zuhro, Sekjen KIPP Kaka Suminta dan Wakil Ketua Komisi Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Andi Nurpati.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: