Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat acara Foreign Policy Community Of Indonesia (FPCI) di Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (17/9). Acara bertajuk Conference on Indonesian Foreign Policy 2016 : Finding Indonesia’s Place In The Brave New World menghadirkan sekitar 50 pembicara dari dalam dan luar negeri. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Presiden Republik Indonesia Ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, mengakui kebangkitan China di berbagai bidang. The Rise of China atau kebangkitan China ini konon disebutnya bisa menjadi negara super power yang selama ini dipegang negara adidaya Amerika Serikat.

Akan tetapi, China hendaknya tidak jumawa dengan kekuatan besar-besaran yang dimilikinya. Sebab negara super power apabila tidak memberikan manfaat bagi negara lain, apalagi sampai berlaku mengganggu kedaulatan negara lain, sama saja dengan menciptakan instabilitas dunia.

“Kebangkitan China itu suatu realitas, harus kita terima dalam arti memang terjadi kebangkitan China,” kata SBY dalam acara Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Sabtu (17/9).

SBY bersanding dengan Presiden Pertama Timor Leste, Xanana Gusmao. Keduanya menjadi pembicara dalam Closing Plenary Session dengan tema A Conversation with World Leaders on the State of the World.

Disampaikan SBY, dalam dua tahun terakhir setelah pensiun menjadi Presiden RI dirinya beberapa kali ke Tiongkok, Korea Selatan, Jepang dan negara-negara lainnya. Dari kunjungannya itu pula negara-negara lain mengakui kebangkitan China.

Dari ekonominya yang tumbuh pesat, militernya yang terus maju hingga politiknya. Pengaruhnya dikawasan juga diakuinya semakin besar. Kondisi demikian memang selayaknya harus diterima, termasuk oleh negara adidaya Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.

Akan tetapi, SBY mengingatkan bahwa negara-negara Asia menginginkan The Rise of China bisa membawa manfaat. Misalnya dengan menjalin kerjasama ekonomi, perdagangan, investasi dan sebagainya. Bukan sebaliknya, kebangkitan China mengganggu negara-negara tetangga dan mengganggu perdamaian serta stabilitas di kawasan Asia Tenggara.

“Eh Tiongkok, anda menjadi negara besar tapi awas, jangan membuat Asia menjadi negara tidak aman. Itu yang menurut saya harus dibangun,” kata SBY.

“Tetangganya ingin bangkitnya Tiongkok membawa manfaat secara ekonomi, tidak menimbulkan kecemasan. Tidak perlu kaget, tidak perlu takut, tapi juga harus mengingatkan sebagai kawan. Ikutlah menciptakan aman dikawasan ini,” sambungnya.

Soemitro

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan