SBY mengaku sudah dua kali mendapat laporan dari orang dekatnya bahwa nomor teleponnya disadap. Pertama sepulang Tour de Java pada pertengahan tahun 2016 lalu. Saat itu SBY tak percaya atas laporan tersebut. Kedua ada seorang sahabat tak mau menerima telepon dari SBY karena merasa disadap. SBY pun tak percaya karena merasa tidak memiliki masalah. AKTUAL/Munzir

Semarang, Aktual.com – Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menegaskan langkah pemerintah yang tengah gencar menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila, harus didukung.

“Berkaitan dengan apa yang sedang menjadi agenda negara pemerintah sekarang, saya kira semua mengikuti negara dan pemerintah sedang gencar-gencarnya untuk melakukan sosialisasi Pancasila,” katanya di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (13/6).

Hal tersebut diungkapkannya saat Safari Ramadhan Partai Demokrat di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang berlangsung di Hotel Gumaya Tower, Semarang.

Ia memahami bahwa negara dan pemerintah ingin meneguhkan Pancasila sebagai dasar negara dan menjadikan kebhinnekaan atau kerukunan antaranak bangsa di tengah kemajemukan sebagai pilar kehidupan.

“Tentu, karena niat dan tujuan pemerintah ini baik, kita perlu memberikan dukungan,” tandasnya.

Berkaitan dengan Pancasila dan kebhinnekaan yang sekarang tengah dikumandangkan di mana-mana, SBY mengingatkan bahwa Pancasila dan kebhinnekaan bukanlah sesuatu yang asing bagi bangsa Indonesia.

“Sebagaimana sekarang sedang dikumandangkan di mana-mana. Bukan hanya di Jakarta, bukan hanya di Semarang, bukan hanya di Yogyakarta, tetapi di seluruh Tanah Air Indonesia,” katanya.

Secara pribadi, SBY mengungkapkan perjalanan dirinya yang telah hampir 35 tahun mengabdi di jajaran TNI dan hampir 15 tahun mengabdi di jajaran pemerintahan, baik sebagai menteri maupun presiden.

“Selama masa pengabdian itu, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya saya anut, tetapi secara konsekuen dan konsisten jalankan dalam pengabdian saya dan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Demikian halnya bagi Partai Demokrat, kata dia, Pancasila dan kebhinnekaan bukan pula sesuatu yang asing, diawali dari lahirnya Partai Demokrat pada 9 September 2001 yang diiringi Manifesto Partai Demokrat.

Dalam manifesto itu, kata SBY, secara tegas dan jelas mencantumkan bahwa Pancasila adalah dasar dan asas Partai Demokrat dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi sendi dan pilar partai.

“Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika bukan terletak pada spanduk, kaus, ataupun ikat kepala. Tetapi, berada dalam hati dan pikiran, dan sungguh dijalankan dalam kehidupan yang nyata,” pungkasnya.

Pada Safari Ramadhan di Semarang itu, SBY hadir didampingi Ani Yudhoyono beserta kedua putranya yakni Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: