Presidium Korps Alumni HMI (KAHMI) yang juga Founder KAHMIPreneur, Kamrusammad melalui KAHMI untuk kemanusian memberikan secara simbolis bantuan korban bencana gempa Lombok yang dihadiri juga oleh tokoh entrepreneur nasional Sandiaga Uno di Jakarta, Minggu (26/8). Sammad mengatakan, untuk membantu pemulihan korban bencana gempa Lombok KAHMI juga melakukan penggalangan dana dengan menggelar Konser Amal Bencana Lombok yang menghadirkan artis-artis asal Lombok seperti Dik Doang, Joni Iskandar dan masih banyak artis lainnya. Ia berharap konser ini bisa mengumpulkan dana yang cukup untuk membantu saudara di Lombok dan selain itu KAHMI juga siap membantu dengan program lainya. AKTUAL/Ahmad Warnoto

Jakarta, Aktual.com – Bakal Calon Wakil Presiden RI, pasangan Prabowo Subianto, Sandiaga Salahuddin Uno berkomitmen menggunakan beras dari petani dalam negeri, dan tidak menggunakan beras import untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Kemarin di DKI kita memutuskan tidak membeli beras impor, karena hasil kunjungan kita ke daerah-daerah di Sulawesi Selatan bersama Food Station itu melihat bahwa stock masih cukup,” kata Sandiaga di Balai Kartini, Jakarta Pusat, Kamis (20/9).

Berdasarkan hasil keliling ke daerah sentra – sentra beras di Indonesia, maka saat menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga memutuskan hanya membeli beras dari petani – petani lokal di beberapa wilayah Indonesia.

“Jadi itu pengalaman singkat saya, Alhamdulillah dalam waktu 10 bulan inflasi di DKI itu rekor terendah sepanjang sejarah,” kata Calon Wapres yang didukung oleh partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Demokrat.

Terutama masalah bahan makanan di DKI saat ini bisa diselesaikan dengan memastikan pasokan aman, jalur distribusi itu sederhana, rantai distribusi itu terbuka dan berkeadilan, katanya.

“Saya bilang kalau ada di dalam negeri ngapain kita impor,” kata Sandiaga.

Hal ini terkait, gaduh antara Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso (Buwas) dan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita soal gudang penyimpanan beras. Menurutnya, yang dibutuhkan saat ini adalah pemerintahan yang kuat tidak terombang – ambing dengan kepentingan eksternal.

“Kalau ada impor itu pasti ada kepentingannya. Nah kalau pemerintahan yang kuat akan tegas mengambil posisi yang jelas dan tidak melibatkan situasi ini bergulir terus karena tentunya kita butuh kepastian,” katanya.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: