Jakarta, Aktual.com – Mudir Idaroh Wustho Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (JATMAN) DKI Jakarta, KH Muhammad Danial NafiS mengatakan pentingnya memasyarakatkan thoriqoh.

“Sebagaimana kita sudah paham bahwa banyak dalil baik itu dalil yang sifatnya naqliah maupun aqliah. Naqliah itu dari para ulama tentang pentingnya bagaimana kita berthoriqoh,” kata KH Danial Nafis dalam sambutannya pada agenda Rapat Koordinasi Wilayah Rakorwil) pengurus tingkat provinsi maupun tingkat Kota/Kabupaten (Syu’biyah) se-DKI Jakarta yang digelar di Kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (15/4).

“Ketika kita di istiqomah bersama sama, minimal terjadi perbedaan bagaimana dimaksud dengan thoriqoh. Ini yang perlu dijadi pemilah dan alhamdulilah asosiasi kita adalah thoriqoh mu’tabar, pentingnya mu’tabar bukan hanya sekedar mu’tabar di Indonesia, semuanya mempunyai sanad yang bersambung dari para guru kita, dari seluruh guru-guru kita dari sumber ke sumber, mush’abnya sayyidina Ali maupun sayyidina Abu Bakar, atha’illah, Rasulillahi salallahu’alaihi wassalam,” sambungnya.
Tentunya salzalazabliah inilah yang perlu dijaga karena republik ini juga menurutnya bergerak karena salzalazabliah.

“Kemerdekaan yang kita baca tadi Indonesia Raya, nggak semua organisasi, apalagi organisasi yang thoriqoh yang semuanya seolah-olah orang itu hanya pikirkan akhirat, memikirkan haqiqoh, itu menyanyikan Indonesia Raya. Karena konten paham sejarah pasti akan menyampaikan itu karena kemerdekaan itu tiada lain adalah merupakan jeri payah khususnya para ulama thoriqoh, dari manapun asal usulnya,” ujarnya.
Bagaimana dulu misalnya syeikh Abdul Karim dari pada khalifah siti ahmad, Al Khatib Sambas bergerak di wilayah Banten sampai menumbuhkan pergerakan di wilayah Banten, pemberontakan kepada kolonialisme.

“Catatan tentang lembar sejarah, lembar sejarah kebersertaan (tarekat tarekat tasawuf) itu hampir tidak ada, yang ada hanya di lembaran lembaran intelektual, tapi lembaran negara alhamdulilah baru mengakui peran serta ulama,” ungkapnya.

“Yang menjadi pertanyaan besar bagaimana peran kita sebagai ahli thoriqoh?, sebagai badan khusus thoriqoh di bawah Nahdlatul Ulama harus mengajak. Pertama saya pikir internal Nahdlatul Ulama sendiri, karena banyak pak ustadz Nahdlatul Ulama sendiri nggak ngerti thoriqoh,” sambungnya.

Menurutnya, thoriqoh adalah hal wajib yang harus ditingkatkan bagi seorang yang ingin menjadi insan yang dicintai Allah.

“Pertanyaannya kualitas kita hari ini tengah masyarakat kita masih sangat besar dibagi terhadap thoriqoh, banyak sekali terutama di Jakarta, kita berbicara Jakarta, bagaimana yang saya sampaikan waktu pelantikan? Kita mempunyai tugas berat di Jakarta,” katanya
“Asosiasi yang ada sekarang di DKI maupun JATMAN nasional itu adalah thoriqoh khost yang mempunyai dzikir khost, yang mempunyai sanad, walaupun sebenernya tidak cukup hanya dzikir khost. Tapi dimasyarakat betawi ada semacam asumsi bahwa yang namanya majelis thoriqoh itu adalah sesuatu yang eksklusif, yang susah untuk kita masuki, ini tugas berat kita bagaimana kita menjelaskan, bagaimana kita memberikan pemahaman, dimana pemahaman thoriqoh ini satu secara pribadi itu menjadi sebuah kewajiban,” ujarnya.

Meski kewajiban berthoriqoh masih terdapat perbedaan pendapat, namun KH Danial Nafis adalah salah satu yang mempercayai kewajiban thoriqoh.
“Saya termasuk mathat yang mengatakan bahwa thoriqoh adalah suatu hal yang wajib meskipun itu ikhtilaf, ada yang juga mengatakan tidak dan sebagainya, termasuk guru saya Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al hasani itu mengatakan tidak wajib, kalau mengikuti Maulana, sayyidi Muhammad Sidiq al Ghumari dalam kitabnya, beliau mengatakan wajib. , Bagaimana mencapai derajat yang muhsinin kalau tanpa ada semacam metode khos, yaitu thoriqoh” tukasnya.

Untuk itu, ia berharap pengurus JATMAN DKI khususnya pengurus tingkat syu’biyah bisa melakukan pemetaan diwilayah masing-masing.
“Saya berharap syu’biyah itu bisa memetahkan apa sih kekurangan diselatan, apa kekurangan dipusat, apa kekurangan ditimur, apa kekurangan di Kep. Seribu misalnya, atau dibarat dan sebagainya. Jangan sampai syu’biyah itu hanya sekedar kemudian hanya di depan tapi tidak tahu tentang problem masyarakat yang ada dibawahnya,” pungkasnya.

Diketahui, Idaroh Wustho JATMAN DKI menggelar Rakorwil yang dihadiri oleh pengurus dari tingkat provinsi maupun tingkat Kota/Kabupaten (Syu’biyah) se-DKI Jakarta. Rakorwil yang digelar adalah kali pertama diselenggarakan pada masa kepemimpinan KH Danial Nafis sebagai Mudir Idaroh Wustho DKI Jakarta yang terpilih secara aklamasi pada 20 Februari 2018 lalu.

Selain itu, dalam agenda Rakorwil, KH Danial Nafid juga melaunching www.jatmandki.org sebagai website resmi JATMAN DKI. (baca: Terpilih Secara Aklamasi, Khodimu Zawiyah Arraudhah Pimpin JATMAN DKI Jakarta )

Berikut cuplikannya:

Laporan: Warnoto