Menkeu Sri Mulyani (kanan) dan Gubernur BI Agus Martowardojo, bersiap mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (6/2). Rapat ynag juga diikuti Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dan Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah tersebut, membahas penjelasan pemerintah atas RUU AFAS sekaligus tanggapan fraksi-fraksi, serta pengambilan keputusan terhadap besaran premi restrukturisasi perbankan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengklaim, pelemahan rupiah yang hingga Senin (25/6) di posisi Rp14.113 per dolar AS harus dilihat dari “benchmark” terhadap negara lain maupun terhadap dolar AS sendiri.

“Karena ini setiap hari ada pemicunya, apakah hari ini Presiden Trump bilang ini, kemudian policy-nya terhadap RRT (Republik Rakyat Tiongkok). Jadi ini akan terus dinamis yang akan harus kita terus respons, tidak harian tapi kita jaga dari sisi yang disebut jangka menengah panjang,” kata Sri Mulyani usai dipanggil Presiden Joko Widodo di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.

Menkeu mengatakan bahwa selama tahun ini pelaksanaan APBN bisa berjalan secara baik dan momentum pertumbuhan ekonomi tetap akan dijaga.

“Kita akan melihat banyak sekali segi itu, jadi kita tidak merespons setiap hari, namun kita melakukan apa yang disebut monitoring evaluasi dan reaksinya secara bersama-sama,” katanya.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah sebesar 27 poin menjadi Rp14.113 dibanding posisi sebelumnya Rp14.086 per dolar AS.

Ant

(Wisnu)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara