Seorang teller menunjukan mata uang dollar di salah satu gerai money changer di Jakarta, Jumat (2/3/18). Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai pengenaan tarif impor baja sebesar 10% dan tarif impor alumunium sebesar 25%, sempat membuat dollar AS melemah terhadap rupiah. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (6/7) pagi bergerak melemah 19 poin menjadi Rp14.413 dibanding posisi sebelumnya Rp14.394 per dolar AS.

Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada, mengatakan pergerakan rupiah yang kembali melemah, membuka peluang pelemahan lanjutan.

“Apalagi jika sentimen yang ada kurang mampu menahan pelemahan dan tidak memberi dampak yang cukup positif mengangkat rupiah,” ujar Reza di Jakarta, Jumat.

Pada penutupan perdagangan sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis setelah sempat menguat.

Pergerakan sejumlah mata uang Asia yang melemah dinilai memberikan imbas negatif pada rupiah.

Dari dalam negeri pun terlihat belum adanya sentimen yang cukup signifikan untuk mengangkat Rupiah sehingga kenaikan sebelumnya kembali diuji.

Aksi menahan diri dari pelaku pasar jelang pengenaan tarif terhadap sejumlah barang-barang impor Tiongkok berimbas pada pergerakan sejumlah mata uang yang cenderung “flat”.

Sementara itu, pergerakan Yuan China (CNY) masih bertahan positif meski hanya naik tipis seiring masih adanya imbas dari langkah People’s Bank of China yang melakukan upaya untuk menahan pelemahan mata uang tersebut dengan mempertahankan Yuan pada tingkat yang stabil dan masuk akal serta arus modal yang masih terkendali.

“Diperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran 14.405-14.369,” ujar Reza.

Senada dengan rupiah, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat dibuka melemah sebesar 6,2 poin atau 0,11 persen ke posisi 5.733,13.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 1,57 poin (0,17 persen) menjadi 904,03.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: