An employee of a money changer counts U.S. dollar notes for a customer, as Indonesian rupiah is seen in the background, in Makassar January 31, 2013. REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, Aktual.com — Pelemahan laju rupiah pekan lalu masih berlanjut, seiring belum membaiknya sentimen yang ada. Turunnya indeks manufaktur Tiongkok berimbas pada pelemahan nilai tukar Yuan.

Begitupun dengan masih melemahnya harga komoditas, terutama harga komoditas logam sehingga berimbas pada penguatan laju dolar AS. Akibatnya tentu Rupiah masih menjadi pesakitan.

“Adanya berita positif rencana OJK untuk membangkitkan industri perbankan melalui 12 kebijakan relaksasinya tidak terlalu direspon positif,” ujar Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.

Pada Senin (27/7) Reza memprediksi laju rupiah di bawah level support 13.415, yaitu Rp13.455-13.438 (kurs tengah BI). Menurutnya, belum adanya sentimen positif yang signifikan dapat dijadikan pegangan untuk penguatan rupiah.

“Belum adanya tanda-tanda penguatan membuat laju rupiah kembali melemah. Tetap antisipasi serta cermati setiap sentimen yang dirilis,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: