Rizal Ramli. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Tokoh nasional Rizal Ramli ikut ambil bicara terkait holding BUMN tambang yang menjadikan PT Inalum (Persero) sebagai induk membawahi tiga BUMN yakni PT Antam (Persero) Tbk, PT Bukit Asam (Persero) Tbk dan PT Timah (Persero) Tbk. Bagi ekonom senior ini, jika holding tambang hanya untuk bisa membeli saham Freeport Indonesia sangat disayangkan.

“Kita tak usah beli Freeport, kita diamkan saja dan 2021 mereka akan serahkan ke pemerinah indonesia. Ngapain ada holding kalau memang tujuannya hanya besarkan aset agar bisa financing (pinjam/utang) untuk beli Freeport,” cetus Rizal Ramli di Jakarta, ditulis Minggu (26/11).

Jika menunggu sampai 2021, maka pemerintah akan dapat Freeport secara gratis. Tak usah beli sahamnya. “Yang penting jangan diperpanjang dong. Itu memperlemah leverage kita. Justru tidak diperpanjang, nanti akan dikembalikan ke Indonesia,” kata dia.

Menurut Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu, kalau mau beli saham Freeport itu kemudian dengan cara gemukkan aset lewat Inalum dengan holding tambang, itu tak spesial.

“Itu masalah financial engineering atau corporate action bisa yang kecil-kecil digabung agar valuasi naik untuk efisiensi. Nanti sudah jadi satu bahaya juga harus dipecah agar valuasinya naik lagi. Masalahnya selama ini tidak dijelaskan secara terbuka ke masyarakat dan DPR. Itu jadi masalah, karena sembunyi-sembunyi. Mau menghadap DPR saja tak berani, ngapain jadi Menteri BUMN?” kritik Rizal.

Dia menambahkan, mestinya kondisi saat Freeport saat ini agar jadi momentum supaya sumber daya alam (SDA) bermanfaat sebesar-besarnya untuk rakyat.

“Kalau cuma holdingisasi ini ke depan gimana asetnya, gimana penjelasannya. Ini yang belum jelas. Karrena saat ini banyak kelakuan pejabat ada ga beresnya. Tapi itu buka lembaganya tapi pribadinya,” kata dia.

(Repoter: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka