Pemerintah di era Joko Widodo (Jokowi) terus tak berhenti menerbitkan surat utang. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Kementerian BUMN akan terus melakukan berbagai cara untuk mencari pendanaan dalam rangka mencari utangan di pasar modal. Langkah ini dilakukan pemerintah untuk memperoleh pendanaan di pasar modal.

Setelah menjaminkan aset-aset BUMN untuk dilakukan agunan dalam menerbitkan sekuritisasi aset, kini gedung PT Bank Mandiri (Persero) Tbk akan dijadikan underlying asset untuk menerbitkan produk Dana Investasi Real Estate berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK-DIRE).

“Kami sudah mempersiapkan (penerbitan) DIRE yang juga sedang didorong pemerintah dan propertinya milik BUMN,” ungkap Menteri BUMN Rini Soemarno, di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (20/9).

Langkah pemerintah ini, disebut Rini, untuk mengikuti penerbitan DIRE yang ada di pasar modal Singapura.

“Selama ini penerbitan DIRE sudah terjadi di Singapura ya dan responnya bagaus. Makanya kita coba akan lakukan,” kata dia.

Penerbitan KIK-DIRE BMRI ini disebutnya akan menggunakan underlying aset properti Bank Mandiri. “Iya kami sedang mencoba di beberapa properti yang dimiliki oleh BUMN untuk penerbitan DIRE,” ujar Rini.

Dia menambahkan, rencana penerbitan KIK-DIRE BMRI itu ditargetkan bisa terealisasi pada tahun ini, setelaha melewati kajian sejak 2016 lalu.

“Tahun ini kemungkinan penerbitan DIRE Bank Mandiri,” katanya usai menghadiri pencatatan perdana EBA Danareksa Indonesia Power PLN1-Piutang Usaha.

Sebagaimana diketahui, PT Indonesia Power mencatatkan Efek Beragun Aset Danareksa Indonesia Power PLN1-Piutang Usaha (EBA DIPP1 dengan nilai Rp4 triliun. Aset yang disekuritisasi adalah aset keuangan yang bagian dari piutang penjualan tenaga listrik PLTU Surabaya 1-4.

Penerbitan EBA anak usaha PT PLN (Persero) ini sejalan dengan rencana melakukan sekuritisasi EBA sebanyak-banyaknya Rp10 triliun secara bertahap hingga akhir 2018. Perlu diketahui, EBA DIPP1 dengan kupon sebesar 8,25 persen ini mengalami oversubscribed hingga 2,7 kali atau mencapai Rp10,05 triliun dari target Rp4 triliun.

(Reporter: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka