Harga telur melonjak. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Fenomana meroketnya sejumlah harga kebutuhan bahan-bahan pokok, selama hampir empat tahun rezim pemerintahan Jokowi-JK tampak terus tak ada hentinya. Setelah sempat sebelumnya secara musiman harga daging, harga bawang, harga cabai, harga beras mengalami kenaikan yang di atas harga normal, kini giliran harga telur yang ikut mengalami fenomena musiman.

Meskipun fenomena musiman ini kerap terjadi dalam jangka waktu singkat satu sampai dua bulan, namun fenomena musiman ini menimbulkan keresahan masyarakat, apalagi untuk kalangan menengah ke bawah, yang pasti berdampak setidaknya pada keuangan dan belanja keluarga. Sehingga wajar jika masyarakat terus bertanya, “apa kerjanya Pemerintah?”

Berdasarkan data redaksi aktual.com, harga telur telah mengalami kenaikan sejak awal Mei 2018 atau kurang lebih dua minggu menjelang puasa Ramadhan, yang di beberapa daerah di Pulau Jawa rata-rata di atas Rp25.000 per kilogram. Sempat mengalami penurunan harga di pertengahan puasa, namun kemudian naik lagi menjelang Idhul Fitri, karena permintaan yang melonjak.

Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, harga telur biasanya berangsur turun pasca lebaran. Namun pada tahun ini ternyata prediksi itu tak sesuai realita yang ada. Harga telur terus bertahan di atas Rp25.000 per kilogram, bahkan Rabu (11/7) hari ini harga telur di beberapa pasar Jakarta telah tembus di harga Rp30.000 per kilogram.

Pedagang Akui Harga Telur Sudah di Luar Logika Normal