Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Bogor, Bogor, Jawa Barat, Senin (29/5). Dalam Sidang Kabinet Paripurna yang mengagendakan pembahasan persiapan menghadapi Idulfitri 1438 Hijriah tersebut, Presiden juga menekankan perlu segera diselesaikannya RUU Antiterorisme. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/kye/17

Jakarta, Aktual.com – Ketua Presidium Musyawarah Rakyat Indonesia (MRI), Yudi Syamhudi Suyuti menuding Presiden Joko Widodo sebagai pihak yang paling tidak berkenan dengan adanya rekonsiliasi antara pemerintah dengan ulama. Yudi pun memperingatkan para ulama agar tidak sepenuhnya percaya kepada pemerintah terkait dengan masalah tersebut.

Ucapan Yudi sendiri merupakan respon dari peringatan yang dilontarkan oleh Habib Rizieq Shihab pada Minggu (9/7) malam. Seperti yang diketahui, HRS mengingatkan para ulama dan aktivis untuk meningkatkan kewaspadaan sehubungan dengan penyerangan terhadap ahli IT Hermansyah.

Melalui rekaman suara yang disiarkan dalam sebuah acara GNPF-MUI, HRS menduga bahwa penyerangan terhadap Hermansyah sangat erat kaitannya dengan kesaksian yang diberikan Hermansyah terkait chat bernada mesum yang melibatkan HRS. Menurut HRS, penyerangan terhadap Hermansyah merupakan salah satu indikasi bahwa terdapat pihak-pihak yang tidak berkenan dengan adanya rekonsiliasi.

“Yang tidak senang dengan rekonsiliasi itu ya Jokowi itu sendiri,” ungkap Yudi dengan tegas kepada Aktual, Senin (10/7).

Yudi yang pernah menjadi tim sukses Jokowi saat mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo dan Gubernur Jakarta pada beberapa tahun lalu, menduga bahwa rekonsiliasi hanyalah sebuah retorika yang tidak disertai dengan tindakan nyata.

“Saya kenal sekali watak Jokowi, rekonsiliasi bagi dia (Jokowi) hanya kata-kata tanpa perbuatan dan hasilnya penipuan. Saya bertanggung jawab dengan pernyataan saya ini,” terangnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby