Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini M. Soemarno, wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mizwar, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Maryono dan Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung dmeresmikan proyek perumahan tapak murah sekitar 9.000 unit bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (4/5). Dalam rangka menyukseskan Program Sejuta Rumah untuk memenuhi kebutuhan rumah rakyat, Bank BTN telah menyalurkan kredit perumahan senilai total Rp144,37 triliun terhitung sejak program ini diluncurkan hingga Maret 2017. AKTUAL/Eko S Hilman

Jakarta, Aktual.com – Asosiasi pengembang perumahan yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) Provinsi Riau menargetkan akan membangun 15.000 rumah di seluruh kabupaten/kota setempat pada 2018.

“Target kita di tahun ini ada 15.000 rumah dengan 80 persennya tersebar di daerah penyangga Kota Pekanbaru seperti Pekan Sikawan (Pekanbaru, Siak, Kampar dan Pelalawan) dan 20 persen kabupaten lainnya,” kata Ketua REI Riau Nursyafri Tanjung di Pekanbaru, Rabu (3/1).

Dirinya menjelaskan dari target 15.000 unit rumah yang akan dibangun tersebut terbesar atau sebanyak 12.500 unit rumah dibangun bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Provinsi Riau pada tahun 2018. Sementara sisanya perumahan komersil sebanyak 2.500 unit.

Ia menjelaskan REI tetap akan menjadikan pembangunan rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah sebagai sasaran utama program. Hal ini ditopang dari keberhasilan pihaknyanpada tahun lalu membangun MBR sebanyak 10.000 unit.

“Tahun 2017 lalu, REI Riau berhasil membangun 10.000 unit rumah, bahkan lebih dari target, ” tuturnya.

Beranjak dari situ dirinya juga optimis pembangunan perumahan di Riau cukup baik pada tahun 2018. Mengingat kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah terhadap rumah bersubsidi cukup tinggi.

Apalagi secara regulasi masyarakat untuk membayar uang muka (down payment) perumahan tidak dipersulit bahkan mengalami penurunan.

“Sebab pedoman regulasi untuk DP perumahan MBR masih mengacu pada 2017,” imbuhnya.

Karenanya dia yakin dan optimis mampu mencapai target membangun 15.000 unit rumah di Riau, berangkat dari hubungan kerjasama yang telah berhasil dibangun REI bersama beberapa pihak, khususnya bersama Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat dalam hal percepatan administrasi sertifikat tanah dan perumahan.

“Kemudian kami juga telah melakukan jalinan kerja sama dengan perusahaan listrik negara atau PLN dalam segi penerangan,” katanya pula.

Dukungan dari PLN sambung dia pula antara lain pola pembayaran uang muka 50 persen yang disetor ke bank yang bekerja sama dengannya, kemudian akan ditindaklanjuti dengan pemasangan jaringan listrik 100 persen sehingga rumah sudah siap dengan aliran listrik. Pelunasan biaya listrik bisa dilakukan sepekan setelah itu.

“Sementara untuk dukungan pemerintah kabupaten dan kota berupa pemberian IMB sementara. Untuk dukungan BPN, terkait kerja sama dengan REI yang melahirkan fakta integritas dengan komitmen mendukung kepemilikan rumah bagi MBR,” tambahnya.

Untuk wilayah Ia menambahkan lagi kedepan pihaknya akan memfokuskan pembangunan perumahan MBR di Kabupaten Kampar, karena berpotensi dalam pengembangan daerah serta pembangunan perumahan di Riau.

Untuk itu REI berharap pemerintah daerah setempat mendukung program tersebut. Misalkan melalui kemudahan regulasi dan retribusi.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka