Pengunjung mencoba sejata buatan PT Pindad di acara pameran Bekraf Habibie Festival di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta, Senin (7/8/2017). Bekraf Habibie Festival 2017 kembali digelar di Jakarta International Expo Kemayoran. Beragam teknologi karya anak bangsa dipamerkan. Ilmu pengetahuan dan teknologi itu memang bisa memudahkan kita menyelesaikan banyak masalah. Itulah ide yang ingin disebarkan ke masyarakat luas lewat Bekraf Habibie Festival 2017.Pameran ini digelar 7-13 Agustus 2017 di Jakarta International Expo Kemayoran. AKTUAL/Tino Oktaviano

Nusa Dua, Aktual.com – Enam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) cluster industri pertahanan strategis dan teknologi tinggi atau dikenal dengan National Defense and Hightech Industries (NDHI) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) di Nusa Dua, Bali dalam rangka konsolidasi.

Rakor enam BUMN yang terdiri dari PT DAHANA, PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT Industri Telekomunikasi Indonesia, PT Len Industri dan PT Industri Nuklir Indonesia itu dihadiri Menteri Pertahanan Ryamizard Ryakudu, Menteri BUMN Rini Soemarno dan sejumlah pejabat lainnya.

Ditemui usai pertemuan, Rini Soemarno mengatakan pertemuan ini untuk menekankan pentingnya industri strategis ini membuat komponen atau produk di bidang pertahanan.

“Itu yang harus kita utamakan. Selama ini memang konsentrasi mereka (enam BUMN) hanya di bidang produk pertahanan saja,” kata Rini di Nusa Dua, Jumat (9/2).

Padahal, ia melanjutkan, perkembangan di dunia saat ini teknologi pertahanan tak hanya menghasilkan produk pertahanan dalam artian sempit, namun juga bisa secara komersial.

“Kalau kita melihat dunia, dasar produk pertahanan itu bisa dimanfaatkan dan teknologinya bisa dimanfaatkan untuk hal-hal komersial,” ucapnya.

Rini menekankan agar BUMN yang bergerak di sektor pertahanan tak hanya berkonsentrasi pada kebutuhan itu saja, melainkan memanfaatkannya juga untuk penciptaan produk lain.

Rini meminta sinergi BUMN ini bisa menghasilkan produk yang tak hanya kebutuhan industri di sektor pertahanan saja, tetapi juga dapat memanfaatkan teknologinya untuk penciptaan lain sehingga Indonesia menjadi bagian penting dari global change management.

“Kita mau sinergi BUMN ini mrnghasilkan produk yang memang menjadi kepentingan pertahanan kita sehingga menjadi mandiri, tetapi juga pada saat sama kita bisa memanfaatkan produk ini untuk hal lain,” paparnya.

Ia berharap industri pertahanan dalam negeri bisa mrmghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan bagi negara-negara lain. “Dalam arti kita juga bisa mengekspor produk-poduk kita, apakah itu dalam bentuk produk pertahanan maupun lainnya,” katanya.

Ia bersyukur industri pertahanan Indonesia mampu mengais untuk pada tahun 2017 lalu.

“Alhamdulillaah saya juga sangat senang dan berterimakasih kepada teman-teman di industri pertahanan yang pada tahun 2017 ini untung,” jelas dia.

Pada tahun-tahun sebelumnya, Rini melanjutkan, banyak dari perusahaan-perusahaan di sektor pertahanan itu belum bisa menghasilkan untung. Sayang, Rini tak merinci besaran untung yang didapat perusahaan tersebut, termasuk produk apa yang menghasilkan keuntungan.

Ia ingin dalam sinergi ini masing-masing BUMN membagi peran. Sebut saja misalnya PT PAL. Dengan garis pantai terpanjang di dunia yang dimiliki Indonesia ia berharap bisa menjadi yang terdepan di kawasan ASEAN.

“Lalu PT Dirgantara Indonesia, kebutuhan akan pesawat itu bisa membuat kita mencapai ekonomi dalam pembuatan, sehingga kita menjadi kuat di ASEAN atau Asia Timur. Ini yang kita dorong. Harapannya tidak lepas, kita perlu dukung Panglima TNI karena sebagai pengguna produk kita,” papar dia.

(Laporan Bobby Andalan, Bali)

Artikel ini ditulis oleh: