Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik ketika erupsi, di Karo, Sumatera Utara, Rabu (25/5). Aktivitas Gunung Sinabung yang berstatus Awas (Level) IV semakin meningkat, ditandai dengan erupsi dan luncuran awan panas yang terjadi menyebabkan sejumlah desa tertutup debu vulkanik. ANTARA FOTO/Endro Lewa/im/foc/16.

Karangasem, Aktual.com – Siang tadi, Gunung Agung memuntahkan abu vulkanik bersamaan dengan asap putih kelabu tebal setinggi 2.200‎ meter. Meski memuntahkan material abu vulkanik, namun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) semburan bu vulkanik itu bukan disebabkan letusan Gunung Agung.

Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana menjelaskan, semburan abu vulkanik yang dimuntahkan gunung setinggi 3.142 mdpl itu sebagai hembusan.

“Abu yang terlontar kita klasifikasikan sebagai hembusan (bukan letusan),‎ karena didominasi oleh gas,” kata Devy di Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Kamis (7/12).

Jika dilihat dari warnanya, Devy menyebut masih didominasi oleh konten berwarna putih. “konten abunya tidak terlalu banyak. Arah penyebarannya tadi kita lihat cepat jatuh di dekat puncak,” jelasnya.

Oleh karena termasuk klasifikasi hembusan, maka mekanisme ke luarnya abu pun berbeda.

“Ketika didominasi gas dan tak ada magma yang terfragmentasi, yang dimaksud di sini artinya magma baru yang terpecahkan karena erupsi, maka kita sebut itu sebagai hembusan asap,” ujarnya. Hal itulah yang terjadi pada siang tadi. Itu sebabnya meski menyemburkanabu vulknik Gunung Agung belum kembali dinyatakan erupsi.

Jika abu yang dikeluarkan karena erupsi akan disertai oleh naiknya magma baru ke atas dan terfragmentasi. ‎”Maka, itu kita sebut sebagai erupsi. Tapi kalau ditanya apakah ada abu siang tadi itu? Ya jelas ada abu, karena warnanya juga abu-abu tadi ya,” paparnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby