Jakarta, Aktual.com – Lebih dari 80.000 orang mengungsi di provinsi Pool, wilayah dekat ibukota Republik Kongo, sejak pemerintah memulai gerakan militer pada tahun lalu, kata pernyataan bersama PBB dan pemerintah.

Serangan tersebut, yang sesekali melibatkan pemboman udara, bertujuan mengekang pemberontakan pimpinan pendeta Ntumi, musuh Presiden Denis Sassou Nguesso sejak perang saudara 1997 melanda negeri kaya minyak itu.

Meskipun sulit memastikan jumlah korban tewas dan dampaknya pada warga, bukti menunjukkan bahwa peningkatan kekerasan dapat merusak citra partai berkuasa Sassou Nguesso, Partai Tenaga Kerja Kongo, menjelang pemilihan anggota legislatif pada bulan depan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mencari sekitar 20 juta dolar AS dana darurat untuk bantuan kemanusiaan di provinsi itu, setelah kunjungan baru-baru ini menemukan tanda perluasan kurang gizi, kata pernyataan itu, dikutip dari Reuters, Minggu (25/6).

Banyak pengungsi masih berada di luar jangkauan pekerja bantuan, kata pernyataan itu.

“Di daerah tidak dapat dijangkau… ada kekhawatiran akan keadaan lebih rumit, seperti, jumlah (pengungsi) terus meningkat dan kehidupan semakin buruk setiap hari,” tambahnya.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: