Setya Novanto mengungkapkan adanya aliran uang korupsi e-KTP yang masuk ke kantong dua politisi PDIP, yaitu Puan Maharani dan Pramono Anung. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Tersangkutnya nama dua politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani dan Pramono Anung, dalam kasus korupsi e-KTP, mengakibatkan elektabilitas partai ini molorot.

Hal ini terungkap dari hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survey Indonesia atau biasa disebut LSI Denny JA, yang diumumkan di Jakarta, Selasa (8/5).

Dari hasil survey partai politik (parpol) yang mengikuti Pemilu 2019, PDIP memang memiliki tingkat keterpilihan atau elektabilitas 21,7%. Angka ini merupakan yang tertinggi dari 15 parpol yang menjadi peserta Pemilu nanti.

Namun, raihan ini dapat turun lantaran disebutnya dua nama politisi di atas dalam kasus korupsi e-KTP.

“Pada pemilih PDIP kita tanyakan bagaimana efeknya terhadap dukungan partai, 77 % menyatakan akan tetap memilih PDIP, akan tetapi ada 10,7% yang menyatakan tidak akan memilih PDIP,” kata peniliti LSI Denny JA, Ardian Topa.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara