Warga melaksanakan salat sunah sebelum melaksanakan salat Jumat di halaman Masjid Jamik Quba, Pidie Jaya, Aceh, Jumat (9/12). Warga melaksanakan salat Jumat di halaman masjid dikarenakan robohnya masjid akibat gempa berkekuatan 6,5 SR di Pidie Jaya. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./aww/16.

Banda Aceh, Aktual.com – Program rehabilitasi dan rekontruksi Pidie Jaya, Bireuen dan Pidie pascagempa, hingga kini belum dimulai. Sebabnya, belum ada petunjuk teknis dari pemerintah pusat terkait pelaksanaan program rekonstruksi dan rehabilitasi tersebut.

Sebelumnya Wakil Bupati Pidie Jaya, Said Mulyadi sempat mengatakan bahwa, untuk membangun Pidie Jaya pascagempa, dibutuhkan keputusan presiden.

“Koordinasi terakhir saya dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu minggu lalu. Dari situ kita tahu, pembangunan tak mesti menunggu keputusan presiden. Bisa langsung dikerjakan,” kata Said di Pidie, Kamis (9/3).

Namun, dia mengaku belum ada petunjuk teknis pengerjaan rehab dan rekontruksi pascagempa.

Dia menjelaskan sebagian besar pembangunan Aceh ada dalam koordinasi BNPB. “Sebagian lagi di kementerian dan lembaga pusat, ada juga di pemerintah daerah. Namun, teknisnya saya belum tau,” katanya.

Dia berharap pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pascagempa bisa dimulai akhir bulan ini. Sehingga seluruh bangunan yang hancur bisa diperbaiki kembali.

Gempa Pidie Jaya magnitudo 6,4 skala richter terjadi pada Rabu (7/12) tahun lalu. Akibatnya, 101 orang meninggal dunia, ratusan bangunan roboh dan puluhan ribu orang mengungsi.
Pewarta : Masriadi Sambo

Artikel ini ditulis oleh: