Jakarta, Aktual.co —   Ketergantungan produsen tempe dan tahu dengan kedelai impor mendesak pemerintah untuk melakukan pelebaran lahan pertanian kedelai mengigat kebutuhannya mencapai 2,2 juta ton per tahun.

Ketua umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifudin mengatakan bahwa produsen tahu-tempe meminta penambahan lahan sebesar 800 ribu hektar untuk mengoptimalkan swasembada kedelai.

“Kami sudah kesulitan mendapatkan kedelai. Hal itu sudah sangat merugikan, ada lahan pertanian yang hasil panennya ternyata tidak dijual, untuk kembali dijadikan bibit,”  kata Aip Syarifuddin di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/02).

Sementara dikatakan Aip untuk menghasilkan tahu dengan kualitas yang tinggi, dibutuhkan kedelai lokal.

“Tahu bagus strukturnya,lembut kulit dan isinya pakai kedelai lokal, kalau tempe bisa pakai kedelai impor,” ungkapnya.

Oleh karena itu produsen tahu-tempe meminta pemerintah melakukan penambahan lahan sebesar 800 ribu hektar untuk mengoptimalkan swasembada kedelai.

“Kami akan memanfaatkan lahan idle (menganggur),” tutupnya

Dia pun mengakui produsen juga sudah menemui sejumlah Pemerintah Daerah untuk meminta lahan yang masih bisa dimanfaatkan.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka