Kuala Pembuang, Aktual.com – Kepolisian Resor Seruyan, Kalimantan Tengah, menilai kabupaten setempat berpotensi terjadi konflik sosial jelang pemilu 2019, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah serius untuk mencegahnya.

“Hal pertama yang harus dicegah dan diantisipasi adanya perbedaan pendapat antar masyarakat karena dapat memicu perselisihan,” kata Kapolres Seruyan AKBP Ramon Zamora Ginting, saat Apel Gelar Pasukan Operasi Mantap Brata Telabang 2018 dalam Rangka Pengamanan Pileg dan Pilpres 2019, di Kuala Pembuang, Rabu (19/9).

“Faktor lain penyebab konflik sosial, adanya penyebaran informasi atau berita bohong yang sifatnya menghasut dan menyudutkan. Apalagi masyarakat yang menerima informasi kabar bohong seringkali langsung percaya, tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dulu,” beber dia.

Selain mencegah berbagai potensi konflik, Pihak Polres Seruyan bersama Pemerintah Kabupaten dan instansi terkait lainnya pun, telah memetakan serta terus memantau perkembangan sejumlah wilayah yang dianggap rawan.

Ramon mengatakan, dalam rangka pengamanan Pemilu Legislatif dan Presiden tahun 2018, sebanyak 165 personel gabungan TNI dan Polri serta didukung Satuan Polisi Pamong Praja telah dipersiapkan.

“Tidak hanya pemilu 2019, pemilu Kepala Desa serentak yang akan dilaksanakan pada akhir tahun 2018 di Kabupaten Seruyan, juga mendapatkan perhatian khusus dari aparat,” ucapnya.

Meski begitu, Kapolres Seruyan itu mengakui bahwa sampai sekarang ini Pemkab belum ada melakukan koordinasi. Untuk itu, pihaknya menunggu Pemkab setempat menyelesaikan tahapan dilaksanakannya Pilkades serentak.

“Apabila koordinasi telah dilakukan, maka Polres Seruyan akan menggelar rapat koordinasi dan membahas bagaimana sistem serta pola pengamanan yang akan digunakan,” kata dia.

Masyarakat Kabupaten Seruyan pun diminta untuk cerdas dan cermat dalam menerima sebuah informasi, dan dapat mencari tahu terlebih dulu sumbernya, hingga memastikan kebenaran dari informasi tersebut.

“Saat ini banyak beredar informasi atau berita bohong yang disebar oknum tidak bertanggung jawab. Apalagi informasi yang beredar di sosial media, harus hati-hati dan mampu menganalisa agar tidak terjebak dengan informasi atau kabar bohong,” demikian Ramon.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: