Para relawan PLN melakukan aksi Sosialisasi Tarif Listrik Tidak Naik kepada para pengunjung Car Free Day, di kawasan Bunderan HI, Jakarta, Minggu (10/9/2017). Dalam aksi Sosialisasi Tarif Listrik Tidak Naik, PLN mengajak masyarakat untuk mengetahui bahwa listrik tanpa subsidi bukanlah kenaikan tarif listrik. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – PT PLN (Persero) melalui anak perusahaan PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) memulai pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) berkapasitas 50 MW di Desa Ladong, Kabupaten Aceh Besar, Aceh.

“Proyek PLTG jenis bergerak (mobile power plant/MPP) tersebut merupakan tahap pertama. Tahap kedua nanti akan dibangun 100 MW, sehingga total MPP Aceh menjadi 150 MW,” ujar Direktur Utama PJB Iwan Agung Firstantara dalam rilis di Jakarta, Kamis (4/1).

Pembangunan MPP Aceh ditandai dengan peletakan batu pertama di Desa Ladong, Kamis oleh Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah yang didampingi Kepala Divisi Operasi Regional Sumatera PLN Supriyadi dan Direktur Utama PJB Iwan Agung Firstantara.

MPP Aceh yang mendapat pasokan gas bumi dari Arun itu merupakan bagian program kelistrikan 35.000 MW dengan konsep mesin pembangkit yang mudah dipindah-pindahkan (mobile), pengoperasian ramah lingkungan, dan pembangunan dalam waktu singkat.

Selain Aceh, keberadaan MPP juga akan memperkuat sistem kelistrikan di Sumatera bagian utara.

“MPP akan meningkatkan kualitas pasokan listrik dan keandalan serta antisipasi pertumbuhan beban pada sistem kelistrikan Aceh, sehingga bisa menarik kehadiran para investor untuk membangun industrinya di Aceh,” kata Wakil Gubernur Aceh.

Saat ini, untuk menopang beban di Aceh dan sekitarnya, PJB mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Arun dengan kapasitas 184 MW.

Selain Aceh, PJB juga mendapat penugasan dari PLN untuk menyelesaikan proyek MPP di lima lokasi lainnya, yaitu Sumatera, Sulawesi, Maluku, Jawa bagian timur dan Bali dengan kapasitas total 500 MW.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka