Kiri-kanan ; KH. Hasan Bajuri, Anggota Dewan Syuro PKB Maman Imanul Haq, Ketua DPRD Kab.Pasuruan Mujib Imron, Sekjen DPP PKB Abdul Kadir Kading, Ketua Tanfidziyah PCNU Bangil Najib Syafi'i berbincang bersama usai memberikan keterangan pers usai pelaksanaan Halaqah Ulama Rakyat di Jakarta, Selasa (29/11/2016). Dalam acara Halaqah Ulama Rakyat menghasilkan 7 Rekomendasi Halaqah Ulama salah satunya adalah mendorong agar RUU Madrasah dan Pondok Pesantren segera dibahas dan disahkan. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Anggota Dewan Syuro DPP PKB Maman Imanul Haq mengatakan, lebih baik muncul isu Cawapres muda dibanding muncul isu SARA. Seperti halnya pada Pilkada DKI Jakarta, dan isu SARA akan muncul kembali menjelang Pilkada 2018 dan pemilu serentak 2019.

“Munculnya Ketum PKB A. Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai Cawapres, itu dorongan relawan dan bukannya dari PKB. Karena relawan, jadi sifatnya partisipatif, terbuka, dan datangnya dari berbagai kalangan,” ujar Maman di Kompleks Parlemen Jakarta, Kamis (9/11).

Maman mengakui, jika Presiden Jokowi berhasil dalam membangun infrastruktur selama memimpin Indonesia, namun masih ada kekurangannya. Yaitu, pembangunan sumber daya manusia (SDM) khususnya dalam membangun isu-isu agama, yang terus ‘digoreng’ menjelang Pilkada maupun Pilpres saat ini.

Karena itu, kata dia, diperlukan Islam yang moderat, damai, dan melawan radikalisme dengan hadirnya Cak Imin, untuk melanjutkan perjuangan Gus Dur akan Islam yang damai, toleran, dan komitmen terhadap PBNU (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD NRI 1945).

“Jadi, kalau sebagai Cawapresnya Jokowi di 2019 itu memang dibutuhkan,” pungkas Anggota Komisi VIII DPR itu.

(Reporter: Nailin)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka