Pekan lalu, milisi Hizbullah Lebanon merebut sebagian besar daerah pegunungan yang membentang di perbatasan Suriah-Lebanon, yang dikenal dengan sebutan Jroud Arsal, dalam serangan gabungan dengan tentara Suriah untuk mengusir pemberontak Front Nusra dari daerah tersebut.

Front Nusra adalah kelompok yang terhubung dengan Alqaida Suriah hingga tahun lalu, ketika secara resmi mereka memutuskan ikatan dan berganti nama. Saat ini, mereka bertempur sebagai bagian dari aliansi Tahrir al-Sham.

Hampir 1,5 juta pengungsi tumpah ke Lebanon, sekitar seperempat dari populasi Lebanon, ribuan diantaranya tinggal pada tempat darurat di sebelah timur Arsal.

Konflik multi-sisi Suriah telah membunuh ratusan ribu orang dan setidak-tidaknya memaksa 11 juta dari mereka untuk mengungsi, sekitar setengah dari populasi Suriah sebelum perang.

Tentara Lebanon, yang menerima banyak dukungan militer dari AS dan Inggris, tidak mengambil bagian aktif dalam operasi di Jroud Arsal, mereka bersiap dengan kedudukan bertahan di sekitar kota Arsal.

Hizbullah mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam konflik lebih dari enam tahun di Suriah.

Peran Hizbullah dalam konflik Suriah mendapatkan sejumlah kritikan dari lawan politik Lebanon, termasuk Perdana Menteri Saad al-Hariri. Hariri sebelumnya mengatakan bahwa pengungsi yang akan kembali dari Lebanon ke Suriah harus dikoordinasikan hanya melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa.

ant

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby