IMF, World Bank, dan Sri Mulyani. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Politikus PDIP, Effendi Simbolon enggan menyebut Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai teknokrat biasa. Ia lebih memilih sebutan politikus untuk disematkan kepada mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

Bahkan, Effendi menyebut perempuan kelahiran Bandar Lampung ini sebagai politikus tingkat dewa.

Salah satu contoh kelihaian Sri Mulyani, jelasnya, tampak saat disetujuinya jumlah anggaran yang rencananya akan dipakai untuk menghelat pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF)-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Oktober 2018.

Ia pun menuding Sri Mulyani telah melakukan barter dengan pembangunan gedung baru DPR agar lembaga tersebut menyetujui anggaran untuk pertemuan tersebut, yang berjumlah lebih dari Rp 1 triliun.

“Ini kenapa barter, ada apa sebenarnya? Lalu barternya untuk kepentingan kelompok-kelompok tertentu dan bukan untuk rakyat,” kata Effendi di sela-sela diskusi di Jakarta Selatan, Rabu (29/11).

Padahal menurutnya, pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia tidak akan berdampak secara signifikan terhadap kesejahteraan rakyat Indonesia. Menurutnya, pesta besar ini hanya akan menghambur-hamburkan uang negara saja.

Ia pun mengaku heran jika terdapat klaim yang menyebut pertemuan itu akan memberikan keuntungan bagi Indonesia.

“Ada menteri itu yang ngomong, mengeluarkan Rp 1 TriliunĀ  maka negara mengalami keuntungan. Untung dari mana? Cara belajarnya dan ngitungnya gimana?” ujarnya dengan berondongan pertanyaan.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Teuku Wildan
Editor: Eka