Jakarta, Aktual.co — Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) Ahmad Safrudin mengungkapkan bahwa tidak ada upaya lebih yang signifikan yang harus dilakukan PT Pertamina (Persero) untuk memproduksi BBM jenis Pertalite RON 90. Bahkan dari segi biaya produksi pun dinilai tidak berbeda jauh dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi Premium RON 88.

“Pertalite RON90, faktanya tak ada penambahan usaha berarti untuk mengubah kualitas BBM,” kata Ahmad Safrudin di Jakarta, Senin (27/4).

Ia menjelaskan, baik RON88 dan RON90 bukanlah produk yang ramah lingkungan dan tidak akan mendukung program Pemerintah terkait perbaikan lingkungan. Justru upaya tersebut dinilai sebagai langkah Perseroan untuk menutupi kerugian pada periode Januari dan Februari 2015 yang mencapai USD212 juta atau setara dengan Rp2,7 triliun.

Pasalnya, Pertalite dijual dengan harga yang lebih tinggi dari Premium, padahal dilihat dari segi kualitas atau kadar oktan hingga biaya produksi jelas menunjukan tidak ada upaya signifikan yang dilakukan Pertamina.

“Kalau Pertamina merugi di sektor tertentu, jangan dibebankan ke rakyat, ini tidak fair. Bisa saja (untuk tutupi kerugian), tapi sangat tidak fair kalau kesalahan manajemen yang menyebabkan kerugian lalu dibebankan ke masyarakat,” ungkapnya.

Berdasarkan informasi yang didapat Aktual, BBM jenis Pertalite akan dibuat atau diblending pada fasilitas tanki PT TPPI di tuban. PT TPPI ini akan dijalankan dengan memproduksi nafta dan sedikit HOMC. Namun bahan baku terbesar HOMC merupakan bahan impor.

Belum lagi Pertalite merupakan jenis BBM yang belum pernah ada di dunia, lebih parah dari premium, pertalite tidak ada benchmark harganya.

Sedangkan HOMC (high octane mogas component) memiliki oktan tinggi yang bila dicampur nafta yg oktan rendah jadi Pertalite dengan komposisi tertentu. Premium yang disuplai ke Indonesia, kadar octane-nya banyak yang sudah 90, harganya sama dengan premium.

“Jika Pertamina memakai skema Pertalite ini, untungnya bisa mencapai USD22 per barrel,” ujar sumber Aktual.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka