Jakarta, Aktual.com – Pemerintah berencana akan menerapkan program tiket elektronik seperti yang diterapkan di bandar udara sebagai upaya lebih memudahkan pelayanan pada calon penumpang.

“Kami pada 15 Februari akan ‘kick off’ di terminal untuk bisa menggunakan tiket elektronik. Nanti masih di Jakarta untuk sementara waktu dan kami harapkan ke daerah,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi saat meninjau Terminal Kediri, Jawa Timur, Sabtu (20/1).

Ia mengatakan, program tiket elektronik ini memang akan diujicobakan pada terminal di Jakarta. Program itu sengaja dilakukan dengan harapan bisa memotong rantai calo. Mereka selama ini banyak beroperasi di fasilitas umum, salah satunya di terminal.

Untuk konsepnya, ia mengungkapkan akan bekerja sama dengan toko swalayan. Nantinya di terminal akan ada mesin khusus. Calon penumpang akan mendapatkan “barcode” khusus dan mereka tinggal menunggu di ruang tunggu pemberangkatan terminal.

Pihaknya saat ini juga giat memperbaiki fasilitas di terminal. Selain melakukan perombakan total pada sejumlah terminal tipe A di Indonesia, juga melakukan renovasi di beberapa terminal. Pada 2018, pemerintah akan memperbaiki 40 terminal dengan anggaran masing-masing Rp2 miliar.

Ia mengakui, renovasi itu dilakukan secara bertahap. Saat ini, untuk terminal tipe A sudah diserahkan ke pusat, sehingga untuk anggaran juga harus dibagi untuk seluruh terminal tipe A tersebut se-Indonesia. Renovasi dilakukan dengan harapan fasilitas di terminal bisa lebih diperbaiki lagi.

Lebih lanjut, ia juga menekankan citra terminal ingin lebih diperbaiki lagi. Hal itu juga sesuai dengan arahan Menteri Perhubungan, yang berharap agar fasilitas di terminal lebih baik lagi. Fasilitas di terminal akan ditata menjadi lebih baik dan bersih.

Pihaknya juga menerapkan TOD (Transit Oriented Development) untuk program perbaikan itu. Pemerintah juga akan membuat regulasi khusus dengan harapan setelah dibangun ke depannya terminal bisa menjadi lebih ramai.

Kebijakan awalnya, kata dia, jika awalnya untuk perusahaan otobus dalam menaikkan serta menurunkan penumpang di tempat mereka, ke depannya akan tersentral di terminal, sehingga diharapkan semua penumpang ataupun calon penumpang bisa fokus pelayanannya di terminal.

“Kami perbaiki semua. Kami juga cari mitra untuk bisa mengelola terminal bersama-sama. Kerja sama antara pemerintah dan badan usaha. Jika swasta dan BUMN tertarik mengelola, akan dibangun pusat perbelanjaan, hotel. Di Kediri memungkinkan, terlebih lagi di sebelah ada proyek objek wisata. Ini strategis,” katanya.

Budi Setiyadi dan jajarannya sengaja datang ke Terminal Kediri, Jawa Timur. Ia ingin memantau langsung Terminal Kediri yang rencananya akan dirombak total pada 2019.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka