Dalam penyegelan kantor Kedutaan Besar Myanmar sebagai bentuk kemarahan masyarakat Indonesia kepada pemerintahan Myanmar atas terjadinya tragedi kekerasan dan pembunuhan terhadap Muslim Rohingya. AKTUAL/Munzir

Bali, Aktual.com – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan penyelesaian kasus pembantaian yang terjadi terhadap etnis Rohingya di Myanmar tidak bisa dilakukan dengan diplomasi lembut.

Menurut dia, karena adanya campur tangan militer Myanmar yang masuk dalam kejahatan sangat serius.

“Kalau seperti ini tidak boleh halus diplomasinya, karena itu orang mati bukan akibat perang sipil antara sipil bersenjata dengan sipil bersenjata. Melainkan tentara bersenjata dengan sipil tidak bersenjata,” kata Fahri di acara World Parliamentary Forum on Sustainable Development (Forum Parlemen Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan), di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Selasa (6/9).

Pun demikian, sambung dia, bantuan dan respon cepat pemerintah Indonesia atas itu tetap perlu apresiasilah.

Akan tetapi, jangan lupa ini ada keterlibatan militer dan ini masuk kategori kejahatan kemanusiaan, ini harus diinvestigasi.

“Untuk yang ini kita tidak boleh ringan harus langsung menyampaikan kepada PBB untuk turun tangan, pasukan perdamaian harus didatangkan,” pungkas Presiden KA KAMMI itu.

(Reporter: Novrizal)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Novrizal Sikumbang
Editor: Eka