net

Jakarta, Aktual.Com- Berkembangnya informasi melalui media sosial di era sekarang ini sangat masif. Bukan tak mungkin, masyarakat bisa saja menelan mentah-mentah informasi yang viral di sosial media.

Ahli Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi mencontohkan kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

Kata dia, disana terlihat kalau masyarakat tidak butuh informasi yang sungguh-sungguh benar, tapi lebih kepada informasi profokatif yang menekankan sentimen emosional masyarakat tertentu.

‎”Dalam beberapa kasus, kemenangan Donald Trump itu menunjukkan tekanan dalam pesan-pesan sosmed. Masyarakat tidak butuh informasi yang benar,” ujar Airlangga‎ dalam diskusi ‘Politik dan Media Sosial’ di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/12/2016).

“(Pesan) dengan artikulasi yang mendorong eksploitasi sentimen emosional masyarakat. Ini jadi persoalan ketika selanjutnya kita berhadapan fake news (di sosmed),” sambung dia.

Airlangga menjelaskan, saat ini memang eranya politik voice atau suara. Kehadiran relasi antara elit politik dan masyarakat menjadi makin intens di sosial media. Mereka bahkan bisa saling respons satu sama lain, di mana komunikasi di dalamnya bukan komunikasi satu arah.

“Tapi ada persoalan, bahwa konten di sosmed itu belum tentu beradabkan porses politik itu sendiri.‎ Jadi sekarang ini semakin padat arus lalu lintas informasi yang berseliweran yang diakses masyarakat sehingga kedalaman sesuatu (informasi) diabaikan,” ujar dia.

“Di sini problemnya masyarakat, meskipun interaksi semakin intens tapi bukan civilized (beradab). Tren dunia hate speech, antiimigrasi justru semakin menguat,” kata Airlanga lagi.
Belum lagi makin maraknya fenomena buzzer atau spin. Kata Airlanggara, para buzzer yang tugas utamanya mempormosikan produk atau profil orang dan mengcounter attack, juga punya peran signifikan.

Terutama dalam membelokkan isu-isu atau informasi yang ada. Sehingga, kecenderungannya adalah informasi bernuansa provokatif yang diterima masyarakat.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs