Jakarta, Aktual.com — Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan, bahwa tantangan penyelenggaraan Haji dari unsur kesehatan makin berat pada 2016 menilik kuota Haji bagi Indonesia akan normal plus terdapat tambahan kuota dari otoritas Arab Saudi.

“Makin berat,” kata Nila, di Jakarta, Selasa (5/1), dalam Evaluasi Kinerja 2015 dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan serta Program Prioritas tahun 2016.

Menkes mengatakan, bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Agama soal tantangan jamaah haji ini. Kemenkes juga akan terus mengupayakan verifikasi kesehatan jemaah, terutama bagi mereka yang masuk kategori resiko tinggi.

Salah satu yang dipertahankan, lanjut Menkes, adalah dengan pemberian gelang berwarna bagi jamaah yang memiliki risiko kesehatan. Warna gelang bervariasi hijau, kuning dan merah sesuai tingkatan risiko kesehatan.

Dengan warna gelang itu, kata dia, akan membantu tenaga kesehatan memberikan perhatian lebih kepada anggota jamaah yang memakai gelang.

Menkes mengatakan dalam tahap verifikasi itu Kemenkes akan meminta daftar jamaah dari Kementerian Agama.

“Kami periksa jamaah dan juga meminta list dari Menag siapa saja yang mau naik Haji. Kalau ada penyakit diantisipasi, kalau ada sakit-sakit sedikit hipertensi (tekanan darah tinggi) maka kita tahan. Kami juga minta Menag agar tidak mengijinkan orang yang cuci darah dan yang pakai kereta dorong untuk berangkat Haji,” katanya.

Sebelumnya, Kerajaan Saudi sempat menjanjikan pengembalian kuota haji menjadi normal bagi jamaah dari seluruh dunia dan bagi Indonesia ditambah 20 ribu porsi.

Sebanyak 20 ribu itu merupakan akumulasi tambahan 10 ribu porsi untuk pelaksanaan haji tahun 2015 tapi belum sempat terealisasi karena pemberian kuota mepet atau sepekan sebelum penutupan registrasi jamaah haji 2015.

Sementara itu, tambahan 10 ribu porsi jamaah lainnya merupakan hasil lobi Presiden Joko Widodo dengan Raja Salman.

Sejak 2013, kuota haji Indonesia dan seluruh negara pengirim jamaah haji terkena pemangkasan jumlah 20 persen dari kuota normal akibat perluasan Masjidil Haram.

Untuk Indonesia, semula memiliki 211 ribu porsi menjadi 168.000 akibat pemangkasan kuota.

Artikel ini ditulis oleh: