Direktur Eksekutif IPA, Marjolijn Wajong

Jakarta, Aktual.com – Indonesia Petroleum Association (IPA) menyebut jika penurunan investasi di sektor hulu migas menjadi salah satu penyebab memburuknya tingkat pertumbuhan ekonomi daerah penghasil migas.

“Impact tehadap lokal ekonomi. Dengan turunnya aktivitas, pertumbuhan ekonomi turun. Misal Rokan. Ekonomi daerah melambat,” kata Direktur Eksekutif IPA, Marjolijn Wajong di Jakarta, kepada Media secara tertulis, Kamis (11/5)

Lebih lanjut Marjolijn mengatakan setiap USD 1 juta nilai investasi yang masuk di hulu migas akan menciptakan 100 lapangan kerja dan memberikan nilai tambah perekonomian pada masyrakat hingga USD 1,6 juta.

Namun kenyataan kata Marjolijn penurunan investasi belum bisa dibendung oleh pemerintah, sehingga imbasnya bisa dilihat pada Kabupaten Rokan Hilir dari tahum 2014 tingkat pertumbuhan ekonomi 4,1 persen, pada 2015 hanya 1,0 persen.

Begitupun Kabupaten Siak, dari 1,0 persen menjadi 0,2 persen dan Kabupaten Natuna pun mengalami hal yang sama, dari 3,5 persen menjadi 3,3 persen. Selain itu menimpa juga pada Kabupaten Bengkalis dan Kampar.

Kemudian pada Provisnsi Jambi kabupaten Tanjung Jabung Timur, pertumbuhan ekonomi pada 2014 sebesar 5,8 persen lalu menurun ke angka 1,9 persen. Musi Banyu Asin Provinsi sumsel juga begitu, dari 4,7 persen merosot ke angka 2,3 persen.

Demikian juga daerah penghasil migas pulau Kalimantan yakni Penajam Paser Utara. Pada 2014 pertumbuhan ekonomi 4,4 persen pada 2015 tinggal 0,2 persen. Lalu Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat juga mengalami penurunan pertumbuhan. Pada 2014 sebesar 3,1 persen, namun 2015 tinggal 2,3 persen.
Pewarta : Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs