Semarang, aktual.com – Meski tanggal 9 Desember besok adalah hari digelarnya pencoblosan Pilkada Serentak, pengusaha industri di Jawa Tengah menolak liburkan pegawai.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah, Frans Kongi beralasan mereka akan alami kerugian besar jika harus meliburkan pegawai.

“Kalau besok diliburkan para pekerja, berarti harus ada lembur kerja. Untuk membayar hari lembur maka butuh biaya yang besar 2,5 kali lipat dari rata-rata upah normal,” ujar dia beralasan, saat dihubungi Aktual.com, Selasa (8/12).

Dia menilai, jika pemerintah tetap ngotot memaksa pengusaha untuk meliburkan pegawai saat pilkada, sama saja tidak mendukung iklim investasi. Sebab hari libur bagi buruh/ pekerja sudah banyak diberikan dalam setahun.

“Pengusaha tidak mau aktifitas produksi perusahaan berhenti, jika diliburkan. Kita akan pengusaha akan rugi. Waktu coblosan satu jam itu kan cukup,” imbuhnya.

Pengusaha tetap mewajibkan pekerja tetap beraktitas sesuai kontrak pekerjaan yang ditekan antara kedua belah pihak. Ujar dia, jelas pengusaha yang dirugikan jika harus menghentikan aktifitas produksi akibat meliburkan pegawai.

“Bagi pekerja/buruh yang sudah deadline pekerjaan harus berangkat. Ini kan sudah menjadi kesepatan antara pengusaha dengan pekerja,” ucap dia.

Meski menolak liburkan pegawai, namun ditegaskan dia, pihaknya tetap memberi kesempatan waktu bagi pegawai untuk mencoblos. Waktu diberikan selama satu atau dua jam. “Biasanya pukul 07.00 WIB TPS sudah dibuka kok. Artinya tidak perlu diliburkan sehari, sehingga perusahaan tidak berproduksi,” beber dia.

Artikel ini ditulis oleh: